“Semua itu kutulis kepadamu, yaitu mengenai orang-orang yang berusaha menyesatkan kamu.” (1Yoh 2,26)
MENJELANG natal, sebuah keluarga di perantauan pulang ke kampung halaman. Jalanan memang tidak padat. Sesampainya di daerah prupuk, rombongan itu disuruh balik lagi ke arah Slawi, karena ada truk yang mogok, sehingga jalan pun macet. Keluarga ini terpaksa memutar kembali dan melewati jalan-jalan asing, tanpa mengerti arah yang tepat. Dengan panduan saudaranya, keluarga ini akhirnya menemukan jalan benar menuju kampung halaman.
Tersesat adalah pengalaman manusiawi. Siapa saja bisa mengalaminya, khususnya mereka yang sedang berada dalam perjalanan. Banyak orang mengadakan perjalanan tanpa memperhatikan arah, tanda-tanda atau tidak menggunakan aplikasi penolong perjalanan. Mereka bisa tersesat di jalur jalan yang salah atau di tempat asing yang belum pernah dikenalnya. Mereka akan semakin tersesat ketika nekat berjalan terus dan tidak mau bertanya kepada orang lain; mereka juga akan semakin tersesat. Kalau mendapatkan petunjuk arah yang sulit dan meragukan.
Banyak orang sungguh baik dan bersedia membantu orang-orang yang tersesat; mereka memberikan informasi dan petunjuk yang jelas bagi para pejalan. Namun ada juga orang yang dengan ragu memberikan informasi atau petunjuk, karena mereka memang tidak mengenal medan atau daerah.
Bahkan saat ini ada banyak orang yang dengan sengaja memberikan informasi salah, keliru dan tidak tepat melalui jejaring sosial, dengan tujuan memang ingin menyesatkan orang dari ajaran atau keyakinan yang benar. Mereka dengan sengaja mengirim berita tidak benar atau hoax, dengan keyakinan bahwa hal-hal yang tidak benar itu akan diyakini benar, kalau selalu dikirim dan dibaca setiap hari. Banyak orang sering tidak sadar akan bahaya penyesatan yang saat ini mudah disebarkan.
Bagaimana caranya agar saya bisa membedakan antara hal-hal yang menyesatkan dan hal-hal yang benar?
Teman-teman selamat pagi. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)