- Bacaan 1: Flm 1:7-20
- Injil: Luk 17:20-25
Seberapa jauh kamu mengejar bahagiamu, hingga kamu benar-benar merasa puas mendapatkannya? Seberapa sukses dan kekayaan telah kamu kumpulkan, dan apakah itu membuatmu bahagia?
Hikmat duniawi tidak mampu membuat manusia puas dan sukacita.
Banyak hal sederhana terjadi dalam hidup yang ternyata mampu membuat seseorang merasakan sukacita, kuncinya adalah bersyukur.
Hari ini Tuhan Yesus mengajarkan tentang “Kerajaan Allah”.
Kitab Suci banyak membahas apa itu “Kerajaan Allah” dengan berbagai macam perumpamaan dalam berbagai kehidupan yang ujungnya adalah sebuah rasa sukacita yang tak bisa digambarkan.
Kerajaan Allah bukanlah sebuah wilayah kerajaan yang megah dan jauh dari kehidupan sehari-hari. Kerajaan Allah adalah tentang “sukacita”. Saat hati penuh sukacita dan Tuhan betul-betul merajai kehidupanmu, berarti “Kerajaan Allah” telah hadir dalam kehidupanmu.
Maka “Kerajaan Allah” tidak bisa didefinisikan secara tanda-tanda fisik.
Hal ini dikatakan sendiri oleh Tuhan Yesus:
“Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu.”
“Kerajaan Allah” adalah tentang pengalaman sukacita, yaitu kehadiran Kristus yang merajai hidupmu. Ketika kamu merasakan sukacita, damai, kasih, bahagia, tersenyum dan mampu mengampuni orang lain maka itulah “Kerajaan Allah”.
Sangat sederhana.
Dalam wejangannya kepada Filemon, Rasul Paulus berbicara tentang “rekonsiliasi” antara Filemon dengan bekas budaknya, yaitu Onesimus yang telah membuat marah hatinya. Bahwa antara Filemon dan Onesimus harus didamaikan terlebih dahulu agar mereka merasakan kehadiran “Kerajaan Allah” dalam diri masing-masing.
Satu kalimat sederhana diucapkan oleh Rasul Paulus:
“Dari kasihmu sudah kuperoleh kegembiraan besar dan kekuatan, sebab hati orang-orang kudus telah kauhiburkan, saudaraku.”
Harapan Paulus tidak muluk-muluk bahkan ia bersedia menanggung kerugian Filemon, jika Onesimus telah membuatnya rugi.
Paulus telah mengajarkan tentang sebuah, rekonsiliasi, pengampunan dan menanggung kesalahan orang lain sama seperti yang dilakukan Tuhan Yesus Kristus, untuk menghadirkan “Kerajaan Allah” dalam hati kita.
Pesan hari ini
Mari kita rasakan kehadiran “Kerajaan Allah” dalam kehidupan kita masing-masing lewat pengalaman-pengalaman sederhana yang membuat hidup penuh sukacita.
Kerajaan Allah adalah tentang sukacita (sebab tidak ada dukacita disana).
“Bahagia itu sederhana, hanya kadang standar kebahagiaanmu yang terlalu tinggi, makanya sulit bahagia”