INGATAN saya memutar waktu kembali ke 20 tahun yang lalu saat masih bekerja di bank. Bos saya waktu itu adalah seorang pemimpin cabang utama sebuah perusahaan bank.
Tiba-tiba saja ia terpaksa berhenti bekerja dari bank, lantaran perbuatan fraud yang dilakukan anak buahnya.
Pemimpin yang wise, jujur, baik, namun kurang tegas terhadap marketing officer-nya, sehingga dengan mudah bisa dibohongi buahnya.
Dalam pertemuan terakhirnya, saya melihat betapa syoknya dia, karena sampai bisa tercerabut secara mendadak dari sebuah posisi yang sangat bergengsi. Dan mendadak sekarang, ia langsung menghadapi masa depan yang tidak jelas.
Sebulan kemudian, kami dapat undangan dari dia untuk makan di warung bakmi cekernya yang baru saja dibuka di daerah Blok M sana. Makanannya enak. Dengan konsep sederhana.
Tiga bulan kemudian kami makan lagi ke sana dan ditunjukin penampakan mutasi rekeningnya ternyata sudah melebihi gajinya sebagai pemimpin cabang bank besar.
Orangnya tetap asyik. Entah sekarang sudah berapa cabang mie cekernya.
Lidah bergoyang, karena rasa tak bisa bohong
Di Jakarta ini, ada ribuan atau bahkan puluhan ribu orang yang berjualan bakmi ayam, ketika bos saya itu terjun membuka warung bakmi ayam.
Ternyata, ketika rasa tak bisa ditolak, tetap saja ada ceruk pasar yang bisa terpenuhi.
Dalam bahasa yg lebih spiritual, rejeki memang sudah ada yang mengatur.
Tahun 2000-an belum ada medsos. Obrolan soal makanan baru yang enak berasal dari mulut ke mulut. Itu pun sudah bisa menghasilkan pendapatan yang jauh melampaui pekerja bergengsi.
Berkaca dari pengalaman bos saya tadi, maka saya makin yakin dengan usaha makanan bakso saya. Rezeki sudah ada yang mengatur.
Ada puluhan ribu penjual bakso keliling atau mangkal di Jakarta, tapi kalau Tuhan berkehendak, ngga ada yang mustahil bagi orang yang mau berusaha.
Apalagi zaman sekarang, ketika medsos sudah berseliweran setiap hari tanpa jeda.
Melalui tulisan-tulisan yang indah, bahkan saya bisa menyampaikan kepada dunia, usaha bakso saya dalam hitungan detik.
Ingatlah Tuhan, sesama, alam semesta: cintailah mereka
Kemarin, mantan bos saya yang lain juga memberi sedikit nasihat yang luar biasa.
Setelah pensiun dia juga berusaha kuliner di Jogja. Saya menyebutnya “Pak Ustad”, karena memang kehidupan relijiusnya tinggi.
Katanya begini.
“Jangan khawatir Mas. Tetap lah bersyukur dalam keadaan sulit, walau dalam keadaan senang, dua-dua kondisi tersebut tetap merupakan ujian dari Sang Pencipta.”
Lanjutnya lagi.
“Pegang terus dua tali ikatan kehidupan. Pertama, hubungan dengan Sang Pencipta dengan melakukan ritual-ritual ibadah kita dan genggam erat itu. Lalu, tali ikatan yg lain adalah tali ikatan hubungan antar mahluk hidup: manusia, binatang, tumbuhan.”
“Dengan cara bersilaturahmi, tebarkan kasih sayang saling menghargai, saling menyayangi, positive thinking, dll. Hal yang akan menghancurkan dua tali ikatan itu… Maka hindari sombong, tidak peduli, merasa paling pintar, caci-maki, sok tau dll. Doakan di dalam hati setiap kita bertemu dengan orang lain atau yang sedang menderita. Atau, orang yang lebih susah daripada kita. Dengan doa-doa terbaik kita.”
“Ingatlah, Tuhan menitipkan rezeki kita di dalam kemuliaan dan kebahagiaan orang lain. Doakan terus orang yang kita temui, kita hanya perlu meminta kepada Sang Pencipta alam, diampuni dosa-dosa kita baik yang terasa maupun yang tidak terasa.”
“Kita tidak perlu doa minta macam-macam kepada Sang Pencipta, karena Allah sudah tahu permintaan kita dan Allah sudah tetapkan takdir kita. Semoga sukses, Mas,” demikian nasihatnya.
Kiat dua kekuatan energi
Saya sarikan saja nasihatnya. Berbisnis itu perlu mensinergikan dua kekuatan energi. Yang pertama energi ilahi dari Tuhan dan yang kedua energi dari hubungan dengan sesama maupun alam semesta.
Kata-kata nasihat paling menyentuh adalah “Tuhan menitipkan rezeki kita di kemuliaan dan kebahagiaan orang lain.”
Energi ilahi sebenarnya yang paling kuat bahkan bisa jadi yang utama.
Dalam bahasa yang lebih populer energi ini berasal dari jiwa yang sudah tercerahkan. Jiwa yang sudah dipenuhi kuasa ilahi.
Dan, seperti diingatkan oleh “Pak Ustad” tadi, saya mulai membuka hari saya tiap pagi untuk bersyukur dan mulai mendoakan keluarga. Juga mendoakan orang-orang yang sedang menderita dan berjuang; orang-orang yang jauh di bawah saya.
Lalu, tak pernah lupa juga mendoakan semua sahabat dan seluruh kenalan. Lalu, memulai pagi hari dengan kata-kata yang positif.
Dengan menjadi tukang bakso, akhirnya saya mulai bisa merangkaikan informasi-informasi detil menjadi sebuah pengetahuan.
Dan dari pengetahuan yang saya terima, akhirnya ketemulah kebajikan (wisdom) yang bakal bisa memberikan petunjuk buat kehidupan yang lebih baik.
Oh ya kenapa saya menuliskan bahkan membuka dapur saya ini kepada orang lain?
Ada banyak jawaban, antara lain:
1. zaman sekarang semua resep makanan dan keberhasilan tersedia berlebih di platform YouTube. Saya menyebutnya seperti sharing economy.
Ngga ada lagi rahasia resep seperti zaman nenek moyang. Rezeki sudah ada yang mengatur. Makanan sama, rasanya sama, yang membedakan adalah pendekatan marketing-nya.
2. Saya ingin pelanggan saya -saat menyantap Bakso Londo- bukan hanya ingat akan rasa lezatnya. Namun juga ingat bahwa di balik semua ada perjuangan untuk bangkit, jujur, pantang menyerah, dan selalu berbagi.
3. Buat sahabat-sahabat saya di seluruh Indonesia, hidup memang harus terus bergerak. Dari sanalah energi itu akan terus berkembang.
4. Buat semua sahabat juga yang mau jualan bakso atau pun apa saja, jangan takut untuk menjalani dan mencobanya. Semua akan terbuka jalannya, kalau kita mau berusaha. Biarlah cerita-cerita saya ini bisa menjadi pelajaran penting buat semuanya.
5. Tulisan-tulisan ini memang salah satu cara saya berpromosi sesuai dengan keahlian saya untuk menulis.
Dari jutaan masyarakat Indonesia yang membacanya, pasti ada satu atau bahkan ribuan yang menyenanginya.
Oleh karena itu, kalau bapak-ibu ingin merasakan pengalaman makan bakso yang enak, lezat, murni 100% daging sapi, murah dan penuh dengan nilai-nilai kebangkitan, kejujuran, pantang menyerah, dan berbagi.
Ayo saja dan silahkan datang -khususnya bagi yang tinggal di Jakarta- ke Bakso Londo. Alamatnya ini: Kompleks Rukan Bungur Raya, Jakarta Pusat.
Lokasinya persis sebelahnya Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Kalau mau pesan secara daring, silahkan hubungi nomor HP/WA ini: 0878-7375-0588.
6. Last but not least, saya ingin menitipkan usaha Bakso Londo ini kepada alam semesta. Karena di sanalah sumbernya prinsip-prinsip hukum yang pasti yang akan mencarikan jalan-Nya sendiri.
Kalau boleh saya singkat: metode-Nya pasti. Cara-Nya juga kreatif. Dan di sanalah segala kebijaksanaan dan keberhasilan menjadi nyata bagi yang percaya.
Bungur, Jakarta Pusat, 3 Januari 2023