RABUNI, semoga aku dapat melihat (Mrk 10:51).
Rintihan pilu derita Bartimeus, tapi penuh pengharapan ini tidak hanya bergaung dua ribu tahun lalu di Israel.
Kini masih terdapat banyak penderita katarak yang tersebar di seluruh pelosok Nusantara. Mereka juga mengalami “kebutaan”.
Keindahan dunia tiba-tiba sirna oleh penutup selaput mata. Senyum hangat keluarga menghilang dalam kegelapan.
Mereka rindu secercah sinar. Mereka butuh penyembuhan. Mereka ingin menikmati lagi indahnya dunia.
John Fawcett Foundation dan Komunitas Cinta Kasih Denpasar (KCK)
Tergerak oleh belarasa dengan penderita katarak, lembaga John Fawcett Foundation dan Komunitas Cinta Kasih Denpasar (KCK) telah berkeliling ke mana-mana mengadakan baksos operasi katarak gratis.
Kali ini berlangsung di RSUD Komodo, Labuan Bajo, Flores, tanggal 22-26 Mei 2023 dalam kerjasama dengan Komunitas Lux Mundi (KLM).
Kegiatan Baksos ini didukung oleh Pemkab Manggarai Barat dan Keuskupan Ruteng.
“Sejujurnya, masyarakat di sini sudah rindu dengan kegiatan Baksos yang berharga ini. Karena itu, kami mengapresiasi semua pihak yang terlibat dan berharap agar kegiatan demikian terus berlanjut,” ungkap wakil Bupati Mabar dr. Yulianus Weng.
Senada dengan itu Vikep Labuan Bajo, Romo Rikardus Manggu mewakili Uskup Keuskupn Ruteng menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada semua pihak yang menyekenggarakan kegiatan mulia sosial karitatif ini.
“Gereja selalu berkomitmen untuk menolong kelompok rentan termasuk penderita katarak,” ujarnya.
Bapak Komang dari JFF bergembira atas antusiasme masyarakat dan menyampaikan terima kasih kepada Pemda Mabar dan Keuskupan Ruteng atas dukungannya.
Kegiatan Baksos ini tidak hanya diperuntukkan untuk sekitar 350 pasien katarak. “Kami juga mengadakan pemeriksaan mata gratis dan pemberian kacamata gratis dengan target 3.500 orang,” demikian kata Bu Helen Cundawan, Ketua KCK.
Betapa bernilainya kegiatan baksos ini terlihat dari sukacita pasien yang dapat melihat lagi setelah selaput katarak disingkirkan dari matanya.
“Syukur Tuhan. Saya dapat melihat lagi indahnya dunia,” seru lirih Pak Hendrikus.
Ia datang jauh-jauh dari Donggo, Bima, Pulau Sumbawa untuk operasi ini. Perubahan dasar dari gelap menjadi terang ini yang menggembirakan semua pihak, tidak hanya penderita katarak.
“Senang sekali, lihat mereka bisa lihat lagi dunia dengan jelas. Ini yang membuat kami semangat dengan kegiatan begini,” ungkap Bu Melly Weng, anggota tim panitia lokal.