Balada Bunda Maria

0
230 views
Lukisan Bunda Maria yang Dikandung tak Bernoda di Museum MTB di Singkawang. (Royani)

Sabtu Sepi 2020

Petrus

Malam berlalu lambat sekali

Seakan tak rela berganti hari

Putaran bumi seolah berhenti

Tanpa berisik angin nan sunyi

Embun lenyap terpapar mentari

Menambah senyap hati kian  sepi

Iringi jiwa merana di lubuk hati

Menanti kapan duka mau  pergi

Para murid Yesus masih berduka

harapan mereka sia-sia belaka

Sang Guru mati terhina sisakan luka

merasa tak berdaya, dan durhaka

Petrus tak habis menyesali diri

Tak bernyali bak satria sejati

Bahkan tuk sekedar unjuk gigi       

Justru tiga kali ia menyangkali

Hidupnya kini terasa tak berarti

Hanya salahkan diri dan menyesali

Di hati ia rindu rela jadi pengganti

Dihukum mati hingga di salib kalvari

Ia tak sanggup menerima dirinya

Hari kemarin ia tak mengikutinya

Takut kalau orang melihatnya

Malu atas kata dan kelakuannya

Bunda melihat Petrus menyendiri

Dalam iman ia ingin meyakinkan

ingatlah pengalamanmu selama ini

gurumu tak pernah beri hukuman

“Petrus, cobalah untuk percaya.”

Guru kuatkan orang tak berdaya

semua kan indah pada waktu-Nya

demi menyatakan kemuliaan-Nya

Bunda Maria memang berduka

Menerima jenazah putera tercinta

Tapi sebagai ibu ia justru bangga

Atas niat dan tekatnya sang  Putra

Ia rela dan sedia mati terhina

Demi cinta pada Bapa dan kita,

Bunda ingat kisah sejarah bangsanya

Sejarah kasih setia Tuhan ke umat-Nya.

Abraham yang sedia menyerahkan anaknya

Ia dipilih jadi bapa bangsa karna ketaatannya

Yusuf dihina dan dijual oleh saudaranya

ia jadi penyelamat saudara dan sesamanya

Kisah kasih Allah yang Bunda percaya

Allah Abraham, Allah Yusuf Allahnya juga

Allah yang sama kan selamatkan Putera

Hingga rencana-Nya semua jadi nyata

Maria Magdalena

Maria Magdalena menangis semaleman

menyesal karena tak cukup kesempatan

sebagai “yang tersayang”,  tuk berpelukan

buat sekedar ungkapan rasa perpisahan

hati kecilnya masih tersisa rasa bahagia

bercucuran airmata, dia merawat jenazahnya

ada syukur, minyak wanginya berguna

mengharumkan tubuh-Nya terakhir kalinya

ia justru kesal atas aturan adat-istiadat

yang tak mengerti, ia paling kehilangan

ia tak sabar menanti akhirnya hari sabat

untuk menengok jenazah sang junjungan

Bunda Maria bersimpati pada Magdalena

Seakan memahami pergulatan hatinya

Namun dalam hati ia bertanya-tanya:

Mungkinkah intuisinya tertutup oleh cinta?

Kalau Magdalena berharap Yesus jadi andalannya

Itu boleh dan benar, tetapi tidak dengan caranya

Yesus memilih cara taat dan setia pada Bapa-Nya

Itulah yang diajarkan dan dijalani oleh Bunda-Nya

Maria tahu dan percaya Allah dan cinta-Nya setia

Adam Hawa dibuang dari Firdaus, karna tak setia

Kerajaan Israel hancur, karna ketidaksetiaan

Bangsa Israel dibuang, juga karna ketidaksetiaan

Wafat puteranya memang menyisakan duka

Tapi hatinya justru bangga atas puteranya

Yang memilih percaya dan taat Bapa-Nya

Daripada ikuti dorongan insani belaka

Maria percaya dan taati Tuhan

Ketika ia berkata “fiat voluntas tua

Bunda mengimani dan mentaati Tuhan

Ketika ia hamil tua pergi cacah jiwa

Maria percaya dan taat pada Tuhan

Ketika ia mempersembahkan Yesus

Maria percaya dan taat pada Tuhan

Ketika sekeluarga pergi ke kenisah

Ada sejuta peristiwa yang dialami Bunda

Yang jadi bukti taka da yang lebih berharga

Daripada setia dan percaya Allah Bapa

Itulah yang diajarkan dan dilakukan Putera

Kepada para murid dan pengikutnya

Diajari percaya pada Allah Sang Bapa

Diperlihatkan juga Ia cintai bapa

Lebih besar nilainya dari apa pun juga

Hari ini, sehari setelah Yesus mati

Memang jadi saat sunyi dan sepi

Tidak demikian, bagi Bunda Maria

Jiwanya penuh harap dan percaya

(Bunda mengimani kasih setia Tuhan

Yang kan berlangsung sepanjang zaman

Ia buat Daud mengalahkan Goliat

Ia kan buat kehidupan kalahkan wafat)

Veronika

Veronika juga berduka, tapi ia beda

Kesedihannya terhibur dan mereda

Manakala ia membuka kain di tangannya

Di sana ia dapat melihat wajah gurunya

Di kain putih yang kini berwarna merah   

Jelas tergambar Wajah berlumuran darah

Tak ada kesan wajah orang yang marah

Beda dengan dirinya yang masih marah

Ia marah pada orang-orang menyalibkan Dia

Mereka para pemuka agama dan ahli taurat

Mereka yang cari muka takut kehilangan wibawa

Mereka yang budinya mengerti, nuraninya sekarat

Wajah di kain itu seakan berkata

Veronika, coba belajarlah percaya

Bapa-Ku, Bapamu itu penuh cinta

Ia sayang  Anak-Nya dan yang percaya

Veronika justru sibuk memikirkan

Cara gambar Yesus kan diawetkan

Inginnya semua orang melihatnya

namun ia amat takut akibatnya

Ia rindu jadi perbincangan orang

Bahwa ia punya hubungan khusus

Tapi ia takut kalau gambar itu hilang

Ia tak kan sanggup kehilangan Yesus

Kain itu mau dilipat pun sayang

Ia tak mau kenangan itu melayang

Ia menyesal membawa kain usang

Andai baru, gambarnya lebih terang

Maria memperhatikan semuanya

Ia mengerti galaunya Veronika

Yang merasa, lebih penting gambarnya

Karena ia yakin Yesus di alam baka

Gambar itu, membuat wanita iri padanya

Hanya Bunda yang tak terganggu olehnya

Tuk bunda yang penting bukan kenangannya

Sebab Yesus sudah adalah darah-dagingnya

Daud pun sanggup mengalahkan Goliat

Ia berharap, Yesus kan diangkat dari wafat

Sebab hidup anaknya tak berbuat jahat

Sengsara dan wafat di salib pun karna taat

Meski percaya, ia takkan bicara

Ia memilih sampai saatnya tiba

Yesus puteranya punya cara

Hati putera yang sarat iba

Maria hanya tak tahu menyampaikannya

Kepada para pengikut setia puteranya

Bahwa sudah cukup menangisiNya

Lebih mulia berharap akan belas kasih-Nya

Selama hidupnya, betapa indahnya percaya

Bahwa Bapanya Allah yang mahakuasa

Jangan biarkan jiwamu merana tanpa daya

Hadapi segalanya sebagai orang dewasa

Yohanes

Yohanes lebih suka berada dekat ibu-Nya

Sekali dua dia dia tinggalkan Maria

Ada saja kesibukan yang dilakukanya

Nampaknya ia mencoba untuk ceria

Entah ia sedang mencari apa

Setiap kali mengambil gulungan

Kadang membuka-membuka saja

Sering dua-tiga dibaca bebarengan  

Diam-diam Maria memperhatikan anaknya

Meski ingin tahu, ia pilih diam dan membisu

Yohanes pun rindu tuk berbagi isi hatinya

Namun ia urungkan karena masih ada ragu

Ia ragu akan apa yang ia percaya

Ragu apa bagi ibunya tidak bahaya

Apa perlu ibunya tahu alam pikirannya             

Takut jika malah mengganggu ibunya

Sesungguhnya keduanya ingin berbagi

Namun, keduanya sukar membedakan

Mana adonan murni, mana yang berragi

Yohanes memilih waktu yang memutuskan

Naluri seorang ibu, berkata, Yohanes mengerti

Maria juga yakin Yesuslah yang mengajari

Bagi Maria, tipis bedanya amin dan iman

Bagi Yohanes, antara harapan dan keyakinan

Tanpa kata mereka berdua sepakat berdoa

Mereka satu dalam kasih, hati dan iman

Berdua mereka mematri harapan dan cinta

Harapan akan kehidupan setelah kematian

Bunda tahu dari pengalaman hidup imannya

Yohanes makin yakin dari ilmu dan kasih-Nya

Maria yakin Paska berarti Tuhan menyelamatkan

Paska kan tiba: Anak sulung-Nya kan diselamatkan

Semarang, 140420

YR Widadaprayitna

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here