Banding Gadaikan HP agar Bisa Makan, Lulus Sarjana Peternakan Pulang Kampung Entikong Kalbar

0
85 views
Banding asal Entikong Kalbar berhasil meraih gelar sarjana peternakan. Foto kenangan saat masih bekerja di sebuah lokasi peternakan ayam broiler. (Dok. Banding)

NAMANYA Banding. Ia dinyatakan lulus dan menyandang gelar Sarjana Peternakan hari Selasa 30 Juli 2024. Diputuskan dalam Rapat Yudisium Fakultas Pertanian Universitas Tribuwana Tunggadewi Malang. Dengan indeks prestasi komulatif 3,00.

Skripsi yang dia tulis berjudul “Penggunaan Tepung Daun Indigofera SP Dalam Pakan Konsentrat Dengaan Tingkat Protein yang Berbeda Terhadap Konsumsi Bahan Kering, Bahan Organik dan Serat Kasar pada Kelinci New Zealand White”. Berhasil dia pertahankan dalam ujian skripsi di hadapan para dosen penguji dan dosen pembimbing hari Senin, 6 Mei 2024 walaupun dengan catatan ada revisi pada beberapa bagian.

Butuh enam semester

Waktu pengerjaan skripsi tidak mudah dan membutuhkan waktu yang lama yakni enam semester. Mendekati semester akhir baru dapat diselesaikan. Sebuah usaha mewujudkan cita-cita.

Dia tak kenal lelah dan pantang menyerah walau banyak rintangan di hadapannya. Di mana letak kesulitannya? Penulis tidak sempat mengoreknya.

Namun di antara waktu mengerjakan skripsi dia harus bekerja untuk menyambung hidup. Dia pernah bekerja di peternakan atau kandang ayam broiler milik perorangan di daerah Dau Kabupaten Malang dan daerah Tlekung di Kota Batu.

Kandang ayam broiler tempat Banding pernah bekerja sebagai buruh sembari tetap kuliah. (Dok. Banding)

Kuliah sambil kerja

Di peternakan ayam broiler itu, ia bertugas memberi ransum makan-minum ayam, memberi vitamin dan obat, mengatur penerangan kandang ayam dan dilaksanakan masing-masing selama tiga bulan. Tidur juga di tempat pemilik kandang ayam broiler.

Pengalaman magang peternakan sapi perah juga pernah dia cicipi di UPT Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak di Kota Batu selama 1 bulan. Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di UPT Pembibitan Ternak dan Kesehatan Hewan di Madura selama 1 bulan.

Total waktu selama kuliah S1 Prodi Peternakan tujuh tahun, matakuliah-matakuliah selain skripsi dapat diselesaikan dalam waktu 4 tahun. Berjalan dengan lancar dan seringkali IP semester 3,00. Dengan IP tersebut dia bisa mendapatkan potongan SPP Semester. Yang berarti dapat membantu atau menghemat pengeluaran biaya kuliah.

Banding yang berasal dari Desa Pala Pasang, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau mengisahkan bahwa dia lulus dari SPP-SPMA SMK PP Singkawang tahun 2017. Sekolah tersebut berasrama sehingga tinggal di asrama selama enam semester. Pulang ke kampung satu semester sekali.

Banding, sarjana peternakan asal Entikong Kalbar yang pernah menggadaikan HP agar tetap bisa makan. Kini ia sudah bisa tersenyum lebar, karena berhasil lulus yudisium S-1. (Dok. Banding)

Ketika musim kemarau perjalanan antara kampung tempat tinggal sampai Kota Kecamataan Entikong bisa ditempuh sekitar satu jam perjalanan naik motor. Ketika musim penghujan, permukaan jalan bisa berlumpur dan sulit untuk dilalui sehingga membutuhkan waktu lebih dua jam perjalanan.

Sudah lima tahun sejak tahun 2019, ia belum pulang kampung di Desa Pala Pisang. Pulang kampung yang terakhir naik kapal laut dari Pelabuhan Tanjung Mas Semarang ke Pontianak; kemudian lanjut dengan perjalanan darat. Ketika pandemi Covid-19 melanda seluruh Indonesia -termasuk Malang- maka dia hanya ada di rumah kost dan sekitarnya saja. Tidak bisa ke mana-mana karena dibatasi dengan larangan bepergian. Termasuk tidak ke gereja. 

Sekarang kuliah sudah selesai, ia berencana pulang kampung. Nanti setelah wisuda sarjana bulan September 2024.

Banding berkaos merah muda bersama anggota komunitas Legio Mariae Presidium Bintang Timur Malang. (Dok. Banding)

Beasiswa dari Pemda Kabupaten Sanggau

Dulu tahun 2017, kami berangkat berenam dari Kecamatan Entikong, semua menuju ke Kota Malang untuk melanjutkan kuliah di Universitas Tribhuwana Tunggadewi di Malang.

Kami mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Kabupaten Sanggau untuk beberapa semester. Sampai tahun 2024 ke-enam orang sudah dinyatakan lulus Sarjana S-1.

Waktu kos di rumah penduduk Desa Landungsari, dia juga melibatkan diri dalam kegiatan kerohanian di Lingkungan Santo Bonifasius, hadir dalam doa lingkungan dan kegiatan lingkungan. Juga menjadi legioner Legio Mariae Presidium Bintang Timur, yang sekali-sekali mendapatkan tugas koor di Kapel Santo Yakobus Sengkaling. Kemudian di Kapel Santo Bonifasius Landungsari dan Gereja Katedral Malang. Seperti sore hari Kamis 1 Agustus 2024 lalu, ia hadir di Kapel Santo Bonifasius untuk mengikuti Doa Malam Jumat Legi.

Banding berbaju hitam tengah bersama komunitas Koor OMK Wilayah X.

Cita-cita ke depan

Ketika ditanyakan cita-citanya kemudian hari, inilah jawabannya.

“Nanti kalau saya sudah pulang kampung dan mempunyai modal ingin memiliki usaha peternakan, bisa ternak ayam atau mungkin ternak sapi,” kata Banding.

Suatu saat dia pernah bercerita dengan hati sedih bahwa HP-nya hilang di suatu tempat, sehingga mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengan orangtuanya di kampung pedalaman Entikong dan sahabat lainnya.

Lain waktu, dia juga bercerita bahwa HP-nya sedang digadaikan dan uang hasil gadai untuk memenuhi konsumsi harian. Terjadi demikian, karena uang kiriman orangtua di kampung belum ditransfer.

Banding tergolong anggota senior di Legio Mariae Presidium Bintang Timur Landungsari. Dia tergabung sebagai anggota sejak 3 September 2020.

“Menurut pengamatan saya, Banding adalah pribadi yang selalu semangat dalam melaksanakan tugas-tugas pelayanan yang diberikan oleh ketua Presidium kami. Bercermin pada Banding, saya belajar untuk selalu bersikap rendah hati dan ‘mau belajar’.

Meskipun banyak tugas baru yang harus dijalankan, Banding tetap bersemangat untuk terlibat secara aktif, bahkan untnk tugas yang remeh sekalipun,” demikian Mbak Rina yang mendampingi OMK Wilayah X.

Foto: Dokumen pribadi Banding

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here