Bandol – Kab. Landak, Kalbar: Kongregasi Imam CSE Tambah Dua Imam dan Tiga Diakon Baru

0
4,971 views
Tahbisan dua imam dan tiga diakon baru CSE di Shanti Bhuana Bandol, Kabupaten Landak, Kalbar. (Sr. Maria Seba SFIC)

SETIAP kali ada peristiwa acara tahbisan diakon, imam, dan apalagi uskup baru, ratusan dan bahkan ribuan umat katolik ingin datang menyaksikan ‘peristiwa langka’ ini. Disebut ‘langka’ karena hal itu tidak terjadi setiap bulan, bahkan juga tidak bisa setahun dan apalagi kalau tahbisan episkopal untuk uskup baru.

Di Kongregasi CSE (Carmelitae Sancti Eliae) besutan Romo Yohanes Indrakusuma CSE, peristiwa tahbisan imam dan diakon CSE juga mampu membetot atensi umat. Ini terjadi di Kapela Maria Bunda Karmel yang berada di kompleks maha luas Pusat Kerohanian Katolik Shanti Buana Bandol di Kabupaten Landak — sejauh empat jam perjalanan darat dengan mobil dari Pontianak, Kalimantan Barat.

Dulu sekali, Bandol masuk wilayah Kabupaten Bengkayang; tapi sekarang masuk wilayah Kabupaten Landak.

Ki-ka belakang: Diakon Marsianus CSE, Diakon Hubertus Maria CSE, Diakon Epiphanius Maria CSE. Ki-ka depan: Pastor Macarius CSE, Pastor Yohanes Indrakusuma CSE, Mgr. Agustinus Agus, Pastor Sergius Paulus CSE (Pelayan Umum Kongregasi CSE) dan Pastor Klimakus de Jesu CSE.
Mgr. Agustinus Agus memberi homili.

Menjadi menarik, karena Kongregasi CSE antara lain berkarya di Keuskupan Agung Pontianak.  Misa tahbisan dua imam dan tiga diakon baru CSE ini berlangsung pada Sabtu tanggal 7 Oktober 2017 pekan lalu.

Misa tahbisan imam dan diakon baru CSE ini dipimpin oleh Bapak Uskup Agung Keuskupan Pontianak Mgr. Agustinus Agus selaku uskup penahbis. Ia didampingi pemimpin CSE Romo Yohanes Indrakusuma CSE, Pastor Sergius Paulus CSE selaku Pelayan Umum Kongregasi CSE beserta para imam konselebran lainnya.

Bangga CSE tambah imam dan diakon

“Saya bangga, bahagia karena pada hari ini telah ditahbiskan dua orang imam dan tiga diakon baru CSE. Saya juga bangga kepada segenap umat, baik yang di paroki maupun di stasi atas partisipasinya dan dukungannya dalam bentuk menyiapkan  pojok-pojok makanan,” ungkap Mgr. Agus dalam sambutannya.

Inilah menariknya di sini.  Ketersediaan konsumsi yang terdiri dari aneka makan-minuman itu telah disiapkan oleh masing-masing kelompok umat untuk kelompok lain dan demikian seterusnya. Ini sungguh layaknya sebuah pesta rakyat dimana konsumsi disediakan untuk dinikmati bersama-sama.

Jadilah imam

Mgr. Agustinus Agus yang lahir di Lintang, 22 November 1949 ini juga mengimbau seluruh keluarga Katolik di sana agar supaya senantiasa mau mendukung anak-anaknya untuk menjadi imam, biarawan-biarawati.

Suasana tahbisan imam dan diakon baru CSE di Kapel Shanti Bhuana di Bandol, Kalimantan Barat.

Imbauan itu disampaikan, kata Uskup, karena Gereja sangat membutuhkan para pelayan tertahbis  yang secara total ingin melayani Tuhan dan Gereja-Nya melalui panggilan khusus dengan menjadi imam, bruder, atau suster.

“Sebagai Uskup  saya tentu sangat mendukung tarekat apa pun yang mau melayani umat melalui karya pelayanan di wilayah Keuskupan Agung Pontianak. Itu karena  jumlah  umat yang harus dilayani makin hari makin bertambah,” papar Uskup Agung Pontianak yang pada tanggal 19 Juni 2017 lalu telah merayakan 40 tahun tahbisan imamatnya.

Mewakili umat,  Bupati Bengkayang Suryadman Gidot  mengatakan hal ini. “Kebahagiaan pada hari ini bukan hanya milik Gereja, tetapi juga menjadi milik pemerintah. Itu karena dalam menjalankan tugas pelayanannya itu,  para imam melakukan pembinaan  iman sekaligus membangun  kepercayaan rakyat dan itu juga menjadi  perhatian pemerintah,” ungkapnya.

“Saya juga mengimbau kepada para orangtua supaya mendukung panggilan anak-anak yang ingin menjadi imam. Bisa saja terjadi bahwa  ada orangtua yang tidak memberi izin  anaknya ingin menjadi imam,” ungkap Bupati Bengkayang yang akan maju sebagai calon Gubernur Kalbar periode 2018-2023.

Dua orang kakak-adik kandung: satunya imam dan lainnya diakon. Para suster SFIC senang berfoto bersama pasangan kakak-adik kandung yang mulai tanggal 7 Oktober 2017 lalu telah menjadi imam dan diakon baru di Kongregasi CSE (Carmelitae Sancti Eliae).

Jangan suka bohong

“Anda yang baru ditahbiskan hendaknya mengenal Kristus secara personal dan intim. Jika Anda tidak mengenal Kristus secara mendalam itu namanya bohong,” demikian ungkapan tegas  Pastor Yohanes Indrakusuma CSE kepada kedua imam dan ketiga diakon  baru CSE ini.

Seruan ‘patron’ CSE ini mendapat dukungan dan sambutan yang hangat disertai dengan tepukan tangan meriah dari seluruh umat yang hadir sebagai bentuk dukungan spiritual.

“Jika Anda menjalin relasi yang sungguh-sungguh dengan Kristus, maka Anda akan bisa menjadi ‘nabi-nabi’ yang bersaksi tentang Kristus dalam tugas dan pelayanan,” demikian inti pesan singkat Pastor Yohanes Indrakusuma CSE selaku Pendiri Kongregasi CSE yang resmi mulai eksis sejak 20 Juli 1986.

Penulis bersama para frater CSE.

Tugas baru menanti   

Pastor Sergius Paulus selaku Pelayan Umum Kongregasi CSE lalu membacakan penempatan tugas pastoral kedua imam dan tiga diakon baru CSE yang baru saja menerima tahbisan diakonat dan imamatnya.

  • Macarius CSE ditugaskan menjadi Pemimpin Rumah di Bandol.
  • Klimakus de Jesu CSE menjadi tim formator di Cikanyere Keuskupan Bogor.
  • Diakon Epiphanius Maria CSE bertugas di Paroki St. Theresia dari Kanak-kanak Yesus Bandol.
  • Diakon Hubertus Maria CSE bertugas di Paroki St. Pius X Bengkayang.
  • Diakon Marsianus CSE bertugas di Paroki St. Yosep Karangan.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan ramah tamah bersama seluruh umat, bertempat aula refter Rumah Retret Shanti Buana-Bandol. Panitia dan seluruh umat juga turut memeriahkan acara hiburan di lokasi Wisma Pembinaan Umat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here