SEMENTARA aneka lomba berlangsung, ada pula serangkaian kegiatan workshop pada tanggal 29 Juni – 1 Juli yang bertempat di sekolah SMA Trinitas di Jl. Kebonjati No. 203 Bandung. Workshop yang diadakan di areal sekolah yang sedang libur tersebut adalah workshop lingkungan hidup, liturgi, teater rakyat, politik dan wirausaha.
Berbeda dengan lomba-lomba yang telah diadakan, kelima workshop tersebut diikuti oleh orang muda dari OMK dari luar kota Bandung namun masih dalam lingkup Keuskupan Bandung. Usia mereka pun beragam. Bahkan ada yang masih duduk di bangku SD.
“Sebagaimana tema kegiatan akbar ini, yaitu Orang Muda Peduli Budaya maka diharapkan dengan workshop ini para OMK bisa langsung terlibat langsung. Selanjutnya, setelah dari workshop ini, mereka semoga bisa menularkan apa yang didapat ke asal paroki mereka diutus,”demikian dijelaskan Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Bandung Pastor Harry tentang alasan workshop ini diadakan.
Praktik di lapangan
Selain mendapat materi dari para pembicara atau panitia, para peserta juga diminta langsung praktik ke lapangan. Seperti yang dilakukan oleh peserta dari lingkungan hidup, teater rakyat dan wirausaha. Mereka langsung mempraktoikkan apa yang didapat, misalnya membuat tas dari bungkus bekas kopi instan, menjual makanan dan minuman untuk mempraktikkan business plan yang telah dibuat, membuat pertunjukan teater kecil dan lain-lain.
Semua dilakukan dalam kerangka melibatkan orang muda itu sendiri dalam budaya dan kemasyarakatan. “Pokoknya asyik banget ikut acara ini. Kapan lagi bisa ketemu Pak Arswendo, Pak Anis Baswedan dan tokoh terkenal lainnya? Saya dapat ilmu sekaligus ketularan nasionalismenya,” ujar Jimmy, peserta workshop politik.
Hal lain juga diutarakan oleh Gaby, peserta tercilik dari Paroki Pamanukan. “Saya jadi punya banyak teman dan pengalaman di sini sama kakak-kakak,” tuturnya.
Meskipun dia adalah peserta terkecil, bersama satu orang lainnya, rupanya semangat untuk mengikuti kegiatan ini tidak menciut. Malah, menurut kakak-kakak panitia, dalam workshop lingkungan hidup yang diikuti, Gaby berani mengingatkan seorang pejalan kaki yang membuang sampah sembarangan.
Bersama Mgr. Ignatius Suharyo
Puncak dari segala rangkaian kegiatan tersebut adalah dengan diadakannya Misa Akbar Orang Muda atau Celebration pada hari Sabtu, 2 Juli 2011. Bertempat di GOR Tri Lomba Juang atau lebih dikenal dengan GOR Padjadjaran, Mgr. Suharyo dengan konselebran Romo Dwi Harsanto dan Romo Antonius Harryanto memimpin misa yang dihadiri oleh sekitar 1.000 orang lebih itu.
Dalam kotbahnya Mgr. Suharyo mengingatkan agar semangat serta idelisme orang muda jangan sampai tergerus jaman sekaligus tetap realistis terhadap keadaan. Dalam misa itu juga dimunculkan unsur budaya nasional Indonesia melalui doa umat mewakili berbagai bahasa dari suku bangsa di Indonesia serta tarian pengantar persembahan dari Kalimantan selain lagu-lagu misa yang juga berbau etnis budaya.
Usai perayaan ekaristi meriah tersebut, acara berlanjut dengan segala kegiatan berbau khas orang muda. Mulai dari dance, band, pembagian door prize bahkan juga orkestra yang berasal dari Paroki Laurentius. Selain acara hiburan, juga diadakan kegiatan final grup vokal dan jingle. Pokoknya malam minggu cerah itu menjadi malam OMK dalam menunjukkan eksistensinya sekaligus memuliakan nama Allah melalui cara mereka.
Pada akhirnya memang bukan hanya hasil yang akan menjadi kebanggaan, tetapi lebih dari itu proses mencapai ke sana adalah pengalaman yang paling berharga.
Bravo OMK (Orang Muda Katolik) Keuskupan Bandung! (Selesai).
[nggallery id=2]
Anjar Anastasia, penulis kreatif dan anggota Komisi Kepemudaan Keuskupan Bandung.
Photo credit: Panitia Bandung Diocese Youth Day 2011.