“Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan” (Yoh 3:14)
BACAAN : Bil 21:4-9 atau Flp 2:6-11; Mzm 78:1-2,34-35,36-37,38; Yoh 3:13-17
RENUNGAN :
Pada suatu hari seorang Kristen Protestan bertanya pada pastor Carol,”Pastor, megnapa salib yang dipasang di rumah-rumah orang Katolik, ada patung (=corpus) Yesusnya? Bukannya Tuhan Yesus sekarang sudah bangkit?”
Pastor Carol menjawab: “Supaya bila hidup kami terasa sulit dan berat, kami bisa memandang salib itu dan kami diingatkan lagi bahwa dulu Tuhan Yesus juga menderita sebelum menikmati Paskah.” Mendengar jawaban itu, sang penanya diam.
Pada zaman penguasa Romawi menjajah daerah Palestina, hukuman salib adalah sebuah bentuk penghukuman yang paling nista. Hanya penjahat besar yang mendapatkannya. Namun karena peristiwa paskah Yesus, salib mempunyai makna yang serba baru. Salim menjadi lambang kasih dan penyerahan diri Yesus kepada Bapa-Nya sekaligus kepada umat manusia.
Menyadari arti salib Kristus, marilah kita bukan hanya berbangga atasnya, misalnya dengan membuat tanda salib di tempat umum, tetapi juga menghayati semangat yang ada di balik tanda salim dalam hidup kita sehari-hari. Dalam suka maupun duka hidup sehari-hari, kita tetap teguh dalam iman, harapan dan kasih kepada Allah.
KONTEMPLASI :
Dalam hening, tataplah salib Yesus, ingat kembali saat-saat pergumulan hidupNya. Persatukan derita hidupmu dengan penderitaan dan salib-Nya. Mohonlah kekuatan pada-Nya.
DOA :
Tuhan Yesus, kuatkan aku saat salib hidupku semakin berat. Amin
NIAT / MISI :
Hari ini aku akan mengawali karyaku denganTanda Salib serta menghayati maknanya.