Bangkit dan Angkat Mukamu

0
47 views
Bangkit dan angkat mukamu
  • Bacaan 1: Why 18:1-2.21-23; 19:1-3.9a
  • Injil: Luk 21:20-28

“Mengangkat muka” merupakan sebuah ungkapan dalam bahasa Indonesia yang mempunyai beberapa makna, tergantung pada konteks penggunaannya. Arti harafiahnya adalah melihat ke atas, namun dalam konteks yang lain bisa berarti rasa percaya diri, berani, tidak merasa malu dan tidak merasa bersalah. 

Pada saat akhir zaman, umat katolik mengimani bahwa Tuhan Yesus akan datang ke dunia untuk kedua kalinya. Dia akan datang sebagai “Hakim Agung”, menjalankan proses “Penghakiman akhir”.

Hal ini disampaikan sendiri oleh Tuhan Yesus:

“Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.”

Dia akan memisahkan antara orang benar dengan orang yang dianggap salah:

  • Orang benar akan masuk ke dalam kemuliaan-Nya
  • Orang bersalah akan dihukum dalam kematian kekal

Kitab Suci banyak memberikan tanda-tanda akhir zaman, seperti kengerian dan kejahatan-kejahatan yang mendahuluinya. Namun tentang waktu terjadinya akhir zaman tidak ada yang tahu. Sama seperti saat ini banyak terjadi bencana dan kejahatan merajalela tapi ternyata belum merupakan akhirnya.

Kepada semua pengikut-Nya, Tuhan Yesus berkata:

“Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.”

Sebab kita semua orang kristiani telah ditebus dan dibenarkan untuk memperoleh kasih karunia-Nya dan masuk ke dalam kemuliaan-Nya menikmati kehidupan kekal.

Hanya orang-orang yang tidak bersalah berani bangkit dan mengangkat muka memandang wajah-Nya. Sedangkan mereka yang bersalah pasti akan tertunduk muka dan merasa malu.

Orang yang dibenarkan akan bernyanyi:

“Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita,…

Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.”

Sebab semua kejahatan telah dibinasakan-Nya tak bersisa lagi.

Pesan hari ini

“Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan nikah Anak Domba.”

Mari kita bangkit dan mengangkat muka memandang kemuliaan-Nya di surga.

“Hidup ini bagaikan bunga, terkadang harus melewati hujan untuk mekar dengan indah.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here