ADA begitu banyak persoalan hidup dan masalah yang tidak bisa kita jawab dengan akal budi kita. Mengapa? Karena Allah itu Mahakuasa, Maha besar dibandingkan dengan pikiran dan isi kepala yakni otak kita yang begitu kecil sehingga tidak bisa menangkap semua dan mengerti rahasia Allah.
Beberapa tahun yang lalu, tema Perayaan Natal k adalah “Allah itu baik.”
Sebuah kisah, ada sepasang suami istri mereka memiliki empat orang anak. Tiga orang putri dan yang bungsu itu seorang putra. Tentu putra mereka ini menjadi anak kesayangan.
Keluarga ini dikenal sebagai keluarga yang baik, rajin berdoa, berderma, bekerja, dan hidup sosial yang baik.
Suatu hari anak bungsunya, jatuh sakit,mereka berupaya keras untuk menyembuhkan seraya berdoa kepada Tuhan agar putra mereka ini sembuh tapi Tuhan berkehendak lain, putra kesayangan mereka akhirnya meninggal.
Maka Bapak ini pun akhirnya mulai ragu–ragu akan kebaikan hati Allah.
Banyak pertanyaan
Betapa kita pun seringkali bertanya benarkah Tuhan itu baik dan sungguh ada. Ada banyak pertanyaan dan tuduhan kita terhadap-Nya.
Dalam hidup kita pun sering berada dalam situasi seperti ini. Kita mulai ragu-ragu dengan Allah. Kita sudah berdoa siang dan malam tapi doa kita tak kunjung dikabulkan.
Injil Mat 7: 7-12 menjawab keraguan kita. Jika kita yang jahat tahu memberi yang baik kepada anak kita, apalagi Bapamu yang di surga akan memberi yang baik kepadaMu.
Kita ini ibarat anak kecil yang sedang bermain. Anak kecil ini ingin bermain pisau dapur ibunya, atau anak laki laki ingin bermain senjata bapaknya.
Tentu orangtua akan marah, karena benda yang mereka gunakan itu berbahaya. Maka pantaslah orangtua akan menghalanginya, karena takut benda itu dapat melukai atau membuat celaka diri anaknya.
Namun dasar seorang anak kecil yang belum mengerti apa-apa maka dia hanya menangis. Sebagai orangtua yang baik, ia tidak akan mengabulkan permintaan anaknya, meski sekalipun anaknya menanggis karena orangtua itu tahu apa yang terbaik untuk anaknya.
Begitulah kita dihadapan Tuhan. Kadang kita bertanya karena kita tidak mengerti.
Kata Santo Augustinus, “Allah itu Maha Kuasa, Maha Besar, sedangkan kepala kita atau otak kita begitu kecil untuk dapat menangkap semua misteri Allah. Hanya satu yang Tuhan katakan kepada kita.”
Jadi, percayalah.
Sebuah kisah
Saya teringat dengan satu cerita. Ada seorang pemuda yang bekerja keras ingin diterima dalam suatu pekerjaan ternama pada waktu itu.
Pemuda ini bekerja keras, berjuang karena ingin sekali menduduki jabatan itu dan tidak lupa disertai dengan doa memohon bantuan Sang Kuasa.
Tes pertama dia lulus, tes kedua namanya juga masih ada dan tes ketiga adalah tes terakhir yang menjadi penentu. Tesnya ini dilakukan diluar daerahnya yaitu di Jakarta.
Maka sebelum hari H, pemuda ini memang berjuang dan bekerja keras disertai dengan doa. Maka tibalah hari yang ditunggu tunggu iapun berangkat, dia pergi ke bandara dan diantar oleh taksi yang memang tepat waktu, si pemuda sdh dibandara namun pesawat yang hendak dia tumpangi sudah mulai lepas landas.
Ia terlambat tiga menit. maka pemuda ini menjadi putus asa, sedih, dan sangat kecewa, dia merasa usahanya sudah sia–sia. Dia marah pada Tuhan, padahal sudah berusaha dan berdoa.
Si pemuda ini pulang dengan hati yang sedih dan sangat kecewa, harapanya yang sudah didepan mata ternyata hanya air mata.
Namun belum berapa lama sekitar 15 menit kemudian, dia mendengar berita di TV bahwa pesawat yang hendak dia tumpangi tadi mengalami kecelakaan dan semua penumpang tidak ada yang selamat.
Si pemuda hanya bisa berlutut menangis, menangis bukan karena sedih tapi terharu karena Allah telah menyelamatkannya hidupnya dari pesawat yang hendak dia tumpagi tadi.
Seandainya jika ia tidak terlambat tadi, maka ia pun tidak akan selamat.