Bacaan 1: 2Tim 4:10-17a
Injil: Luk 10:1-9
Teman di waktu senang banyak, sahabat di waktu susah (melarat) sedikit. Di saat mengalami kesulitan hanya sedikit bahkan tidak ada teman yang mau mendampingimu untuk melewati masa sulit. Itulah kira-kira makna peribahasa yang saya jadikan judul kali ini.
Orang terdekat selain keluarga tentu saja adalah sahabat. Mereka selalu ada, baik dalam suka maupun duka dan tak segan mengulurkan tangannya.
Namun oleh berbagai faktor, ada kalanya kita harus berpisah dengan mereka. Misal karena pindah ke luar kota karena pekerjaan, pernikahan dan sebagainya. Perpisahan tersebut tentu sangat menyesakkan, sebagai umat beriman kita harus bijak menyikapi.
Rasul Paulus memberi teladan tentang hal itu.
Satu per satu orang-orang disekitarnya meninggalkannya sendirian dalam penjara (tak banyak orang yang mau peduli saat seseorang dipenjara). Ada yang pergi karena urusan duniawi namun ada juga yang harus pergi karena mengurus jemaat di kota lain.
Bahkan disaat pengadilannya yang pertama, tak seorang pun ada disana.
Tentu Paulus sangat kesepian dan hanya ditemani seorang sahabat sejati, yaitu Lukas (penulis injil) yang hari ini dirayakan pestanya oleh Gereja Katolik.
Paulus meminta Timotius, anak rohaninya, segera datang dengan membawa Markus besertanya.
Menghadapi situasi kesendirian ini, Paulus tidak gentar dan juga tidak mengasihani diri sebab ia merasakan kehadiran Tuhan ada disampingnya. Setia mendampingi memberinya peneguhan.
“…tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya.”
Memberitakan injil memang seperti “mission imposible”, misi yang berat karena harus melawan kejahatan dunia yang digambarkan oleh Tuhan Yesus sebagai “kawanan serigala”.
“Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.”
Bahkan dalam misi tersebut, para murid tidak boleh membawa apapun termasuk bekal dan hanya diminta menggantungkan hidupnya pada Tuhan saja. Dia-lah yang akan mengatur serta mencukupkan semua kebutuhan mereka.
Sebab Tuhan senantiasa menyertai di setiap momen yang dilewatinya.
Pesan hari ini
Satu pelajaran penting yang kita dapat bahwa pembelaan dan perlindungan yang sejati datangnya hanya dari Tuhan.
Kita juga meneladani sikap Lukas sebagai sahabat setia Paulus.
“Sahabat sejati tidak pernah mengatakan selamat tinggal. Mereka hanya mengucapkan sampai jumpa lagi.”