Polisi di China bagian timur telah membongkar sebuah jaringan perdagangan manusia yang membeli bayi dari keluarga miskin dan kemudian menjualnya dengan harga 8.000 dollar AS, kata media negara itu Jumat.
Pihak berwenang di Provinsi Shandong bulan lalu menahan 15 orang anggota kelompok itu yang membayar para perempuan dari berbagai daerah di China untuk melahirkan anak yang kemudian mereka jual kepada orang lain, antara lain kepada pasangan yang tidak mampu untuk memiliki anak tetapi menginginkan anak.
Dalam lamannya, polisi di kota Zoucheng – lokasi di mana jaringan perdagangan manusia itu terungkap – mengatakan bahwa bayi laki-laki dijual seharga hingga 50 ribu yuan (atau setara dengan 8.000 dollar AS), sementara bayi perempuan dihargai 30 ribu yuan.
Harian yang dikelola pemerintah, Global Times, mengatakan, pihak berwenang telah melacak 13 bayi tetapi masih mencari empat bayi lain yang masih hilang.
“Bekerja sebagai buruh migran di sini, keluarga-keluarga penjual bayi terutama berasal dari daerah miskin. Suami pergi bekerja dan istri-istri menjual bayi mereka untuk uang,” kata penyidik polisi Chen Qingwei.
Polisi tidak bisa segera dihubungi untuk memberikan komentar pada Jumat. Pasangan tanpa anak di China saat ini diperbolehkan untuk mengadopsi anak-anak dari berbagai sumber, yang telah mengakibatkan berkembangnya pasar perdagangan anak bawah tanah.
Banyak akademisi menyalahkan masalah itu pada kebijakan satu anak pemerintah yang ketat yang mengakibatkan bayi laki-laki menjadi istimewa sebab banyak keluarga menginginkan ahli waris laki-laki.
Penculikan dan kasus perdagangan telah memicu perhatian publik di China menyusul serangkaian skandal.
Pada tahun 2007, pihak berwenang menemukan bahwa ribuan orang telah dipaksa kerja paksa di tambang di seluruh penjuru bangsa, dalam skandal yang mengejutkan bangsa.
Baru-baru ini, polisi mengatakan pada Juli bahwa mereka telah membebaskan 89 anak-anak dalam suatu operasi tindakan keras pada perdagangan manusia yang dilakukan tahun ini setelah laporan dalam jaringan mengenai meluasnya penjulikan yang memicu kemarahan publik.
Polisi juga menangkap 369 orang dalam operasi itu, yang bertujuan untuk menghentikan suatu “kegiatan kriminal besar” yang terlibat dalam perdagangan anak di 14 propinsi, kata mereka saat itu.
Sumber : SEHATNEWS.com