Beda Jenderal Duren Tiga dengan Perwira Kapernaum

0
800 views
Ilustrasi - Perwira Kapernaum. (Ist).jpg

Puncta 12.09.22
Senin Biasa XXIV
Lukas 7: 1-10

BERITA pembunuhan Joshua sampai sekarang tidak ada habis-habisnya. Kasus penembakan terjadi awal Juli 2022 di rumah dinas yang terletak di kompleks Duren Tiga.

Joshua terkapar bersimbah darah di lantai rumah dinas sang jenderal dengan luka tembak di beberapa bagian tubuh. Joshua adalah ajudan atau bawahan sang jenderal.

Peristiwa penembakan terjadi setelah isteri jendral bersama para ajudan tiba di rumah, setelah melakukan perjalanan jauh dari Magelang.

Menurut pengakuan ajudan lainnya kepada kuasa hukumnya, saat itu dia terpaksa menembak Joshua berkali-kali dengan mata tertutup karena diperintahkan atasannya.

Kini penyidik telah menetapkan sang atasan sebagai tersangka pembunuhan berencana.

Beda cerita sang jenderal, beda pula apa yang dilakukan seorang perwira di Kapernaum.

Perwira ini punya bawahan, hamba atau ajudan yang sedang sakit keras, hampir mati.

Perwira itu tidak tega dan membiarkan hambanya kritis. Ia menyuruh tua-tua Yahudi untuk mengundang Yesus datang menyembuhkan.

Ketika Yesus sudah dekat rumah sang perwira, ia buru-buru menyuruh sahabat-sahabatnya untuk berkata kepada Yesus, “Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku.”

Walaupun ia seorang perwira tinggi, tetapi dia sangat rendah hati. Walaupun dia kaya karena dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat di Kapernaum, tetapi dia tidak sombong oleh kekayaan dan kekuasaan.

Dia bahkan mengakui bahwa dia juga hanya seorang bawahan.

Walaupun dia bergelimang harta dan kekuasaan, namun perwira itu seorang yang beriman kuat.

Dia berkata kepada Yesus, “Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.”

Ia menyadari siapa dirinya di hadapan Yesus, yang adalah Tuhan atas hidup dan mati seseorang.

Mendengar perkataan itu, Yesus sungguh heran, kagum atas iman sang perwira.

“Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!”

Yesus mengabulkan permohonan sang perwira. Hamba atau ajudannya itu sembuh, tanpa Yesus datang ke rumahnya.

Semakin percayalah sang perwira bahwa Yesus adalah Tuhan yang berkuasa atas hidup dan matinya manusia.

Melihat ajudannya yang sakit keras hampir mati, perwira itu tidak membiarkannya. Ia berusaha mencari kesembuhan.

Ia percaya pada Yesus. Imannya itulah yang menyembuhkan hamba atau ajudannya. Perwira Kapernaum itu sungguh baik hati. Ia memikirkan keselamatan ajudannya.

Pemimpin atau atasan yang baik itu “ngayomi” melindungi bukan menyengsarakan.

Orang yang punya kuasa atau kedudukan itu melayani bukan menguasai atau malah menindas.

Orang yang pegang senjata itu mengamankan bukan mematikan.

Contohlah kerendahan hati sang perwira di Kapernaum itu.

Kalau musim buah di Kalimantan,
Banyak durian sampai tidak termakan.
Kalau kita percaya pada kuasa Tuhan,
Pasti doa dan harapan kita dikabulkan.

Cawas, percaya saja kepada-Nya…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here