Bekerja di Ladang Tuhan

0
35 views
Ilustrasi: Pengajaran iman kristiani bersama seorang katekis paroki. (FX Juli Pramana)

Kamis 3 Oktober 2024.

  • Ayb 19:21-27.
  • Mzm 27:7-8a.8b-9abc.13-14.
  • Luk 10:1-12

PANGGILAN melayani Tuhan merupakan anugerah yang diberikan seturut kehendak-Nya.

Panggilan melayani Tuhan tidak terjadi dengan sendirinya. Itu bukan kehendak manusia. Panggilan terjadi karena Tuhan menghendakinya. Tuhan yang memilih dan mengutus tiap orang untuk terlibat dalam karya-Nya.

Karena itu, setiap orang yang dipanggil dalam pelayanan harus menyatakan kerelaan tanpa paksaan karena panggilan pelayanan tersebut adalah kesempatan yang dianugerahkan Tuhan.

Jika melayani hanya menginginkan tempat yang aman dan nyaman, kehidupan yang terjamin, mendapat penghormatan dan penghargaan, maka janganlah mengaku diri sebagai pelayan.

Semua itu bukanlah dasar pelayanan yang diajarkan Tuhan. Ingatlah: panggilan melayani Tuhan menuntut kesediaan diri melayani seturut kehendak Tuhan.

“Saya bersyukur dilibatkan sebagi katekis di paroki ini,” kata seorang bapak.

“Saya bukan katekis profesiona, yang mendapat pendidikan formal, saya menjadi katekis karena kebutuhan.

Tidak ada rotan akar pun jadi. Itulah yang terjadi di stasi ini. Karena tidak memiliki katekis, maka kami sebagai pengurus sering kali harus ambil bagian dalam pengajaran penyiapan sakramen.

Dari situlah saya dituntun untuk belajar dan mendampingi calon baptis, calon komuni, calon krisma, bahkan calon pengantin. Seiring waktu bahan-bahan persiapan itu saya pahami.

Dari pengalaman itu saya merasakan bahwa pelayanan yang baik di ladang Tuhan melibatkan pengorbanan, kasih, dan dedikasi.

Saya merasa dipanggil untuk melayani di mana pun Tuhan menempatkan saya, dengan sepenuh hati dan iman. Saya berusaha berkomitmen untuk menjadi pelayan yang baik, berkontribusi untuk memajukan Kerajaan Allah,” ujarnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Kata-Nya kepada mereka: Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”

Yesus menyebutkan bahwa “tuai memang banyak, tetapi pekerja sedikit.” Ini adalah tantangan yang kita hadapi hari ini. Banyak orang yang membutuhkan kabar baik, namun sedikit yang bersedia untuk menjangkau mereka.

Kita diingatkan untuk berdoa meminta pekerja yang lebih banyak, dan juga untuk bersiap menghadapi tantangan sebagai domba di tengah serigala. Ini menuntut keberanian dan iman.

Dalam konteks kita saat ini, setiap anggota Gereja diundang untuk terlibat dalam misi, tidak hanya para imam, biarawan biarawati. Namun, kita semua dipanggil untuk menjadi pelayan dan penginjil di tempat kita masing-masing.

Panggilan kita untuk menjadi murid yang aktif dan terlibat dalam misi Tuhan tidak pernah berubah.

Mari kita berdoa agar kita diberdayakan untuk menjadi pekerja yang setia, membawa berita Kerajaan Allah ke dalam setiap aspek kehidupan kita.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku memahami dan menghidupi tugas perutusan yang aku terima?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here