Dalam tulisan sebelumnya telah disampaikan bahwa Orang dapat belajar dari hal yang buruk. Hal-hal yang buruk bisa menjadi cermin seseorang untuk melangkah ke yang lebih baik. Demikian juga, seorang Romo (dan umat juga) dapat belajar dari tipe-tipe Romo yang buruk. Dari sembilan tipe romo yang buruk sudah diuraikan empat tipe, yakni Romo yang tidak punya visi, Romo manipulatif, Romo cari aman, dan Romo pekerja semata. Marilah kita cermati lima tipe lain sebagai berikut.
5. Romo Yang Berlagak Boss
Tipe ini suka memerintah. Pemimpin tipe ini seperti dewa atau kaisar. Sistem senioritas kentara banget. Hal yang paling ditekankan adalah khotbah tentang ketaatan terhadap otoritas. Perhatikan baik-baik, intimidasi hanya membuat ketaatan palsu. Kotbah yang disampaikan dengan roh yang tidak sehat akan menimbulkan tuduhan, ketakutan dan penghakiman di hati umat. Gereja sepertinya bergerak tapi pada hakekatnya mati. Hukum kepemimpinan telah membuktikan bahwa orang akan bisa lebih produktif di bawah motivasi ketimbang di bawah ancaman. Semua umat berada dalam ketaatan palsu.
Yesus mau membasuh kaki murid-muridnya, ini adalah suatu gambaran mengenai kepemimpinan di gereja. “Siapa yang terbesar di antara kamu (artinya pemimpin) haruslah yang melayani.” Raja-raja dan Tiran dunia memerintah dengan tangan besi, tapi Gereja harusnya tidak demikian! Umat yang digembalakan di bawah Romo tipe ini biasanya memiliki rasa rendah diri dan tidak menikmati pelayanan. Cepat atau lambat akan muncul benih-benih pemberontakan.
6. Romo Moralis
Tipe ini menekankan moral. Tidak buruk memang, tapi kurang lengkap. Intinya sosok Yesus nggak ada bedanya dengan tokoh-tokoh besar dunia lainnya, yaitu guru moral. Jadi, tipe ini lebih seperti ajaran pengembangan diri.
7. Romo Kodok (Froggie)
Frog = kodok. Pastor tipe ini ibarat katak dalam tempurung. Dia merasa sedang di puncak dunia padahal sebenarnya itu hanya halusinasinya semata. Tipe Romo ini malas belajar. Wah apa iya? Padahal beberapa Romo sekarang sudah banyak yang membuat situs web, bikin blog bahkan mendaftar situs jejaring sosial Facebook, dengan tujuan untuk menjangkau lebih banyak lagi jiwa bagi Kristus. Salah satu tantangan Romo adalah melayani di tengah dunia yang terus mengalami perubahan dan bersifat global. Itulah alasan kenapa Romo harus berupaya ‘gaul’, inovatif dan update.
Sementara yang ini beda. Romo tipe froggie menganggap dirinya udah mantap dan menasehati jemaat berbagai macam supaya tidak bercampur dengan dunia. Yang penting ‘bersembunyi’ sampai Tuhan Yesus datang untuk kedua kalinya, jadi harus menjaga kekudusan diri. Tidak heran umat menjadi fanatik dan tidak mau gabung dengan tubuh Kristus. Pastor Rick Warren berkata bahwa “Saat kamu berhenti belajar, kamu berhenti memimpin.” Seorang hamba Tuhan yang luar biasa bernama Watchman Nee, membuat suatu ketetapan dalam mengatur keuangannya, sepertiga untuk pelayanan, sepertiga untuk kehidupan sehari-hari, lalu sepertiga lagi untuk apa ya? Dihabiskan untuk membeli buku!
8. Romo Yang Tidak Seimbang
Romo tipe ini terlalu menekankan suatu topik pengajaran alkitab. Ini tipe jemaat di Korintus yang terlalu menekankan terhadap karunia-karunia supranatural. Paulus turun tangan menertibkannya. Jemaat tipe ini sulit bertumbuh. Ada rupa-rupa pelayanan. Semuanya harus bersatu dan harmoni untuk menunjang pertumbuhan di dalam jemaat. Ciri-cirinya Romo tipe ini bisa diketahui lewat penyampaian khotbah minggu. Jika Romo hanya menyampaikan topik yang itu lagi-itu lagi, maka inilah tipe Romo yang tidak seimbang. Itu sama aja memakan menu makanan yang sama setiap kali makan. Hasilnya eneg, bukan?
9. Romo Yang Tidak Berbuah
Tipe ini tidak ada buah dan teladan hidup. Tipe ini tidak mempunyai hubungan erat dengan Tuhan. Mereka berpikir telah melayani Tuhan tetapi Tuhan menolaknya. Yesus berkata, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? (kebanyakan dilakukan oleh Romo juga, bukan?). Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”
Tipe-tipe yang buruk ini sebenarnya tidak hanya berlaku untuk Romo tetapi juga bagi setiap orang, terutama yang mempunyai tanggung jawab memimpin. Semoga dengan melihat segala kekurangan ini, kita bisa bercermin dan berubah. Yang penting kita semua mau belajar dari kekurangan. Semoga semua yang telah terurai di atas dapat menjadi bahan refleksi untuk kita semua.
Photo credit: caricature.com.sg, bradfitzpatrick.com
Seperti jg kisah-kisah santo-santa dan para kudus lainnya, kita belajar bahwa orang mengalami jatuh-bangun dlm menggapai kekudusan. Betapa gembiranya kita krn tumbuh dlm kekatolikan, yg memberikan keyakinan bhw manusia itu dinamis.. dpt berubah dgn bantuan rahmat Allah. Berkah Dalem.
Selain yang sudah disebutkan di atas, yang dibutuhkan umat sebenarnya sederhana.
– Romo di paroki yang punya semangat dan melakukan teknik-teknik pastoral
– Romo di paroki yang membumi.
– secara proaktif jalan ke wilayah/lingkungan
– mengenal setiap ketua lingkungan/wilayah dan keluarganya untuk memberikan apresiasi dan semangat terhadap karya mereka. Diskusi juga mengenai kesulitan yang mereka hadapi.
– mengajak ketua lingkungan mengunjungi umat yang dirasa perlu dikunjungi.
Ada waktu 365 hari setahun. Andaikan dikurangi sabtu dan minggu di mana romo sibuk memberikan pelayanan ekaristi, maka masih ada 365-104 = 261 hari dalam setahun yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan berbagai kegiatan. Katakanlah 80 hari setahun dibutuhkan untuk melakukan kegiatan keuskupan/biara, pendidikan, rapat, pekerjaan administrasi, rekoleksi/retret, cuti, sakit, olah raga dan lain2, maka masih ada 180 hari yang dapat dicurahkan untuk kegiatan paroki.
Katakanlah di paroki terdapat 50 lingkungan dan di paroki ada 2 romo. Maka 1 lingkungan paling tidak bisa mendapat kunjungan 180*2:50 = 7.2 hari.
Waaaah … 7.2 hari/per tahun untuk setiap lingkungan itu mewah sekali …. pasti umat lingkungan happy banget deh.
Di tempat aku,dalam setahun kadang sama sekali tidak ada kunjungan romo ke lingkungan. Baru datang kalau kita minta saja. Kacihan kami ya ….
Memang keterlibatan umat basis juga penting, tapi dorongan semangat, perhatian, dari sang leader tetap dibutuhkan.