Belajar dari Bima dan Dewa Ruci

0
186 views
Ilustrasi: Bima ketemu Dewa Ruci by wayang kita

Puncta 10 Maret 2024
Minggu Prapaskah IV
Yohanes 3: 14-21

KALAU kita melihat pertunjukan wayang, kita tidak hanya menikmati tontonan, tetapi di dalamnya ada tuntunan yang bisa dipetik sebagai pelajaran hidup manusia. Wayang adalah simbol atau bayangan kita manusia yang sedang menjalani kehidupan.

Kalau dicermati, semakin malam semakin banyak tuntunan yang diajarkan bagi para penonton. Ada banyak simbolisasi yang dituangkan dalam lakon wayang.

Misalnya ketika Bima mencari ilmu “sangkan paraning dumadi (asal dan tujuan segala makhluk hidup), ia disuruh oleh Durna masuk ke hutan belantara.

Di tengah hutan itu Bima berhadapan dengan dua raksasa Rukmuka dan Rukmakala. Dua raksasa itu adalah simbol rintangan orang yang ingin mencari hakekat hidup. Mereka adalah kekayaan dan kekuasaan. Bima berhasil mengatasi rintangan ini.

Namun kesejatian hidup belum ditemukan. Ia harus terjun ke dasar samudera. Ia mengalahkan naga raksasa lambang egoisme diri.

Ketika ego dikalahkan, Bima bertemu dengan Dewa Ruci, dewanya kehidupan. Ia “diwejang” tentang asal dan tujuan hidup sejati yakni “manunggaling kawula Gusti”.

Dialog Nikodemus dengan Yesus di tengah malam adalah dialog mistik tentang makna kehidupan. Ini adalah dialog tingkat tinggi yang berbeda dengan dialog Yesus dengan para murid-Nya atau dengan orang banyak.

Yesus mengambil contoh tentang Musa yang meninggikan ular tembaga sehingga Israel diselamatkan, demikian juga Putera Manusia harus ditinggikan supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Putera Manusia itu juga disimbolkan dengan cahaya. “Cahaya telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan daripada cahaya sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.”

Nikodemus datang pada waktu malam, lambang kegelapan dan kejahatan. Ia datang kepada Yesus yang adalah Terang atau Cahaya Kehidupan. Siapa saja yang melakukan yang benar, ia datang kepada cahaya.

Inilah proses perjalanan iman Nikodemus. Ia termasuk Ahli Taurat yang disegani. Ia tentu belajar banyak tentang sejarah bangsanya dan kitab-kitab suci.

Imannya yang masih gelap itu kini diterangi oleh Yesus dan dia mendapatkan pencerahan sehingga ia lahir kembali dalam roh dan kebenaran.

Kalau kita mau mengenal Yesus secara mendalam, kita akan menemukan keselamatan kekal, yaitu tujuan hidup yang sejati.

Jangan segan untuk berjumpa dengan Yesus seperti Nikodemus itu. Kita bisa berjumpa dengan-Nya lewat Kitab Suci dan bertemu dalam relasi doa yang hangat.

Penyakit lupa menyerang di angan,
Meniru Batman pakai celana dalam.
Kalau kita semakin kenal Tuhan,
Hidup terasa damai aman tenteram.

Cawas, mencari ilmu sejati
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here