Home BERITA Belajar dari Nabi Elia

Belajar dari Nabi Elia

0
868 views
Ilustrasi - Nabi Elia

Bacaan 1: 1Raj 18:41-46
Injil: Mat 5:20-26

TERKADANG seseorang ragu dengan pikiran dan perkataannya atau bahkan permohonannya sendiri. Bahwa apa yang dipikirkan atau direncanakan, apakah bisa terlaksana atau tidak.

Jangankan terhadap pikiran sendiri, dalam doa pun sering meragukan Tuhan. Apakah Tuhan betul-betul memperhatikan yang dimohonkan.

Sehingga Tuhan pun akhirnya juga ragu-ragu terhadap permohonan kita. Pemohonnya ragu-ragu, apalagi yang akan memberikan.

Sikap ragu muncul karena kekurangpercayaan diri dan merasa kurang mampu mewujudkan hal-hal yang harus dilakukan. Takut apa yang direncanakan tidak sesuai harapan.

Hari ini kita mendapatkan pelajaran penting dari Nabi Elia:

“Pergilah, makanlah dan minumlah, sebab bunyi derau hujan sudah kedengaran.”

Saat nabi berkata bahwa bunyi hujan sudah mulai kedengaran, sejatinya hujan pun belum turun dan kekeringan masih menjadi momok menakutkan bagi kehidupan umat.

Ketika itu kehidupan Israel Utara mengalami kekeringan tanpa hujan selama tiga setengah tahun. Hal ini sebagai hukuman dari Allah atas penyimpangan iman mereka karena menyembah Baal.

Nabi Elia tidak ragu sedikit pun, bahwa Tuhan sanggup melakukan perbuatan ajaib dengan menurunkan hujan sesuai janji-Nya jika bangsa itu bertobat.

Nabi Elia menunjukkan perkataan imannya di depan Ahab mengenai pekerjaan Tuhan yang akan dinyatakan untuk mengakhiri kekeringan di Israel Utara.

Kita harus banyak belajar dari Nabi Elia dalam hal iman yang tidak pernah surut di tengah-tengah kondisi yang tak menentu.

Hidup dalam perkataan iman bisa diwujudkan dalam sikap hidup keseharian. Tentang hal ini, Tuhan Yesus telah mengingatkan kepada para pengikut-Nya:

“…Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.”

Marah dan menghakimi sesama adalah dua hal utama yang harus dihindari.

Segala ibadah yang dilakukan akan menjadi sia-sia, jika masih ada dendam dalam hati. Tuhan meminta agar dendam itu diselesaikan terlebih dahulu baru beribadah.

Pesan hari ini

Nabi Elia telah membuktikan bahwa hidup dalam budaya iman merupakan sikap hidup yang tepat bagi orang beriman.

Diluar itu, hanya akan membuat dirimu pesimis, meragukan keberadaan dan penyertaan Tuhan dalam hidup.

“Tanpa perkataan iman hanya akan membuatmu pesimis dan meragukan Tuhan.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here