Belajar Kejujuran dan Bertanggungjawab dari Elisa

0
42 views

Bacaan 1: 1Raj 19:19-21
Injil: Mat 5:33-37

Hari-hari ini di televisi, kita disuguhi drama pencarian keadilan dalam kasus pembunuhan Vina dan Eki di Cirebon. Mungkin bagi orang awam, kasus itu terlihat sederhana namun ternyata menjadi ruwet karena nilai “kejujuran dan tanggungjawab” dari pelaku tidak ada.

Banyak nama disebut terlibat namun saling membantah satu sama lain. Adakah rekayasa ketidakjujuran, kita sama-sama tidak tahu.

Membantah atau berdalih bisa merupakan salah satu sikap tidak jujur dalam rangkaian menolak menghadapi dan menerima konsekuensi tindakan untuk bertanggung jawab. Menolak untuk menunjukkan sikap integritas personal dalam perkataannya.

Tanggung jawab personal harus dijamin oleh kejujuran yang memancar dari hati nurani kuat, diterangi oleh sinar ilahi dalam iman.

Dalam bacaan sebelumnya, Nabi Elia diminta Allah untuk mengurapi Elisa sebagai nabi menggantikan dirinya (1Raj 19:16). Saat ia bertemu Elisa yang sedang membajak, ia melemparkan jubahnya sebagai tanda ajakan mengikutinya.

Elisa secara spontan langsung meninggalkan pekerjaannya namun ia juga mengajukan pamit sebentar kepada orang tua dan orang-orang yang bersamanya. Setelah itu, Elisa segera kembali mengikuti Elia.

Elisa memberi keteladanan sikap jujur (menyampaikan apa adanya saat mengajukan pamit) serta menunjukkan sikap bertanggung jawab kepada orang-orang yang bersamanya. Ia tidak kabur begitu saja dari orang-orang di sekitarnya tanpa kejelasan.

Tuhan Yesus dalam perikop hari ini juga mengajarkan sebuah sikap jujur:

“Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.”

Saat seseorang mencoba “merekayasa” pikiran dan hatinya maka disitulah akan masuk pengaruh negatif dari Iblis. Rekayasa yang berarti menyampaikan apa yang bukan sebenarnya.

Sebagai seorang awam yang dipanggil untuk berkeluarga maka ia jelas punya tanggung jawab terhadap keluarganya. Jangan mentang-mentang kesana-kemari disuruh romo lalu tidak memikirkan keluarga.

Adakalanya memang harus membuat keputusan yang sulit namun Tuhan juga tahu apakah tanggapan yang kita sampaikan (menolak atau menunda melayani-Nya) itu jujur dan penuh tanggung jawab.

Pesan hari ini

Tanggapan spontan sekaligus penuh tanggung jawab telah diteladankan oleh Elisa. Lantas apa tanggapanmu saat diminta Tuhan melayani-Nya, respon jujur dan penuh tanggungg jawab atau menghindar (tidak jujur dan berdalih)?

“Kejujuran adalah hadiah yang sangat mahal. Jangan mengharapkannya dari orang murahan.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here