Bacaan 1: Yes 55:1 – 3
Bacaan 2: Rm 8:35. 37-39
Injil: Mat 14:13 – 21
SAAT kembali ke kantor usai berolahraga pagi dan berjemur, di tengah hiruk pikuk saya berpapasan dengan seorang ibu bersama satu anaknya, menawari jajanan roti.
Saya sebetulnya tidak sedang lapar dan juga telah membawa bekal sarapan, namun kuputuskan tetap membeli dagangannya.
Kulihat senyum bahagia ibu itu menatapku sambil memohon diri. Roti itu akhirnya kuberikan kepada satpam kantor, karena aku memang tidak membutuhkannya. Ia pun sangat senang menerima sambil berkata, “Wah ini roti enak Pak.”
Pagi itu kulihat dua orang bahagia dan aku pun juga bahagia entah apa aku sendiri tidak tahu. Seperti biasa, aku masih punya waktu untuk menuliskan renungan bacaan hari itu.
Saya percaya perjumpaanku dengan dua orang (plus satu anak) tadi bukan suatu kebetulan namun Tuhan sudah mengaturnya untukku.
Injil hari ini mengisahkan bagaimana para murid Yesus meminta-Nya mengusir orang banyak (lima ribu lebih), yang saat itu bersama mereka karena hari sudah gelap dan tidak ada cukup makanan.
Namun apa kata Yesus?, “Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan”.
Sebuah perintah tegas, bahwa orang kelaparan, keletihan dan lemah yang datang adalah tanggung jawabku. Tidak boleh diusir, Tuhan mengajarkan untuk memberikan perhatian lewat apa yang kita miliki dan ternyata itu malah menjadi berkat sebab banyak tersisa saat mereka semua sudah kenyang.
Kisah inilah yang menginspirasiku pagi itu, saat berjumpa dengan ibu dan anak serta satpam di kantor.
Nabi Yesaya dalam nubuatannya mengisahkan bagaimana Allah itu bukanlah pendendam. Meski bangsa Israel telah menyelingkuhi-Nya namun Allah tetap mau mengundang mereka untuk memberikan apa yang mereka butuhkan dan kelegaan.
Bangsa itu telah berbuat sia-sia dengan pergi kepada Baal yang tidak mampu memberi hidup.
Dalam peneguhannya kepada jemaat di Roma, Rasul Paulus mengatakan bahwa semua penderitaan yang dialami di dunia bukan berarti Tuhan telah meninggalkan umat-Nya.
Penderitaan kita sebagai orang percaya akan membuka peluang untuk makin mengalami kasih dan penghiburan Allah. Kita harus tetap bertahan dalam iman Kristus agar tidak terpisah dari Allah.
Pesan hari ini
Di masa pandemi ini kehidupan semakin sulit, Tuhan Yesus mengajarkan untuk memberi perhatian kepada mereka yang susah dan bukannya malah menghindarinya.
Apa yang kita miliki, bisa membantu mereka yang susah.
“Masa-masa sulit menimpa semua orang. Apa pun itu, kita akan keluar dari masa sulit itu,” kata Mike Tyson
Pakailah selalu maskermu dan tetap jaga jarak, bersatu melawan Coronavirus.