Belajar Mengangkat Beban

0
659 views
Ilustrasi - Mengangkat beban. (Ist)

SEORANG suami yang harus bekerja keras sepanjang hari untuk menghidupi keluarga tentu menanggung beban.

Demikian pula seorang ibu “single parent” yang mesti membesarkan anak-anaknya seorang diri tidak mungkin bebas dari tanggung jawab berat dari pundaknya.

Ada banyak cara mengangkat beban. Yang mengangkat secara tepat bebas dari risiko kesEeo. Tetapi, ada orang yang mengangkat barang berat secara sembarangan. Akibatnya, tulang punggungnya bermasalah sepanjang hidupnya.

Injil hari ini (Matius 11: 28-30) berbicara tentang beban dan cara mengangkatnya. Bahwa hidup sering diwarnai letih lesu dan memikul beban, itu jelas.

Bagaimana mengangkatnya?

Orang diundang datang kepada Yesus untuk mendapat kelegaan dan dapat memikul kuk sedemikian, sehingga merasakan ketenangan.

Mengapa harus belajar dari Yesus?

Pertama, karena Dia sendiri pernah merasakan letih lesu menanggung beban berat; penderitaan dan kematian. Kedua, Dia memikul kuk yang paling berat, yakni kayu salib berisi dosa dan kematian.

Namun, ada yang jauh lebih penting. Dia dapat melewatinya. Bahkan menghasilkan buah yang bermanfaat untuk umat sejagat, yaitu kebangkitan dan hidup bahagia di akhirat.

Bagaimana Yesus bisa melewati itu semua? Apakah Dia menghadapinya tanpa gentar? Bukankah di Taman Getsemani Dia merasa takut (Mt 26: 39)?

Meski demikian, Dia tidak menuruti perasaan-Nya. Tetapi, lebih mengutamakan kehendak Bapa-Nya.

Semua itu dilaksanakan dengan penuh cinta dan ketaatan kepada Tuhan. Dialah tujuan dan sekaligus sumber semangat-Nya.

Kini, Dia mengundang semua orang yang letih lesu dan memikul tanggung jawab berat untuk datang kepada-Nya; belajar mengangkat beban.

Kamis, 14 Juli 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here