AMAT jamak terjadi kapan pun, dimana-mana pastur atau calon imam (para frater) itu mumpuni dalam banyak hal, termasuk kemampuan intelektualnya di atas rata-tata. Jadi, kalau melihat romo itu dari sono-nya sudah pintar dan cerdas, ya tak perlu heran. Itu karena seleksi awal menjelang masuk seminari pun, prosesnya sangat ketat.
Namun, kepintaran intelektual sering membuat orang jatuh dalam kelobaan alias kesombongan. Pada diri almarhum Romo Albertus Priyambono Pr –imam projo Keuskupan Agung Semarang—kesombongan apalagi sikap jumawa sama sekali tidak pernah kelihatan. Sebaliknya, di balik senyumnya yang senantiasa renyah, almarhum adalah sosok imam yang rendah hati.
Padahal, seperti kata teman-teman almarhum di Seminari Mertoyudan angkatan tahun 1972—Romo A. Priyambodo Pr termasuk moncer dalam urusan studi. Bahkan jiwa kepemimpinannya pun sangat menonjol saat itu, hingga almarhum didapuk menjadi bidel (ketua) dan penanggungjawab acara akademi –semacam in-house training untuk mengasah kemampuan berbicara dan mengolah pikiran di muka umum.
Di lapangan basket, Romo Pri pun tampil menonjol. Di seminari, almarhum menjadi anggota IFO (in finem omnia) semacam induk “organisasi” olahraga di seminari yang –seperti nama label organisasinya—kegiatan olahraga pun diarahkan untuk “memuji kebesaran Tuhan”. Semua terarah pada satu tujuan: Ad Maiorem Dei Gloriam atau demi semakin lebih besarnya kemuliaan Tuhan.
Rendah hati berbalut sunggingan senyum
Beberapa tahun lamanya, almarhum Romo A. Priyambono Pr berkarya sebagai pastur kepala di Gereja Santa Perawan Maria Bunda Kristus di Wedi, Klaten, sebelum akhirnya diganti oleh Romo Saryanto Pr –kini Vikep DIY. Apa yang kini tengah dibicarakan segenap temannya waktu di seminari tentang sosok almarhum memang dihayati benar oleh beliau selaku imam, gembala rohani dan pemimpin umat.
Dengan nada suara sedikit “cempreng” yang memang khas, beliau selalu menyapa umat dengan hangat. Pun pula tambahan menu sehat berupa sunggingan senyum seorang pastur saat menyapa umatnya—begitulah kesan kebanyakan umat Paroki Wedi mengenang almarhum Romo Pri.
Saat bertugas di Seminari Tinggi Santo Petrus di Sinaksak di Sumatra Utara, Romo Aloysius Budi Purnomo Pr punya kesan sama. “Beliau tipikal seorang imam yang sangat rendah hati, periang, dan pasrah terhadap kehendak Tuhan,” tutur imam penanggungjawab Komisi HAK di Keuskupan Agung Semarang ini kepada Sesawi.Net.
Perkembangan berita menyebutkan, rencana misa requiem di Kapel Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan, Yogyakarta akan berlangsung hari Sabtu (5/5) pada pukul 10.00 dan berlanjut dengan upacara pemakaman di Kerkop Seminari Kentungan.
Photo credit: Romo Aloysius Budi Purnomo Pr
Artikel terkait:
Segenap Teman Mengenang Almarhum Romo A. Priyambono Pr (2) RIP: Romo A. Priyambono Pr di RS Panti Rapih Yogyakarta karena Serangan Jantung (1)