PEMBELI Bakso Londo kali ini adalah seorang pengusaha. Sebetulnya bukan “pengusahanya” yang menarik, melainkan perjalanan hidupnya.
Kawan satu ini kecilnya bercita-cita menjadi seorang pastor Katolik. Oleh karenanya, sejak lulus SMP dia mendaftarkan masuk seminari, sebuah sekolah calon pastor. Sudah sejak masuk seminari, semua siswa sudah diarahkan untuk hidup miskin, taat, dan murni. Uang bukan jadi pembahasan utamalah, karena nanti kalau jadi pastor yang kirim makan ya umat.
Begitu seterusnya sampai yang bersangkutan lulus kuliah filsafat dengan gelar S1. Jalan hidup ternyata berbicara lain. Setelah lulus filsafat, dia memutuskan untuk mundur dari cita-citanya semula ingin menjadi imam.
Di dunia kerja, kemungkinan untuk mendapat pekerjaan yang prestisius dengan gelar filsafat mungkin tidak terlalu besar kesempatannya. Akhirnya, satu-satunya kesempatan bekerja hanya menjadi seorang guru di sebuah sekolah menengah. Menjadi seorang guru di negeri ini, mungkin secara ekonomi termasuk yang ada di bawah.
Makanya ketika dia memutuskan menikah dan punya anak, penghasilan seorang guru menjadi sangat mepet sekali. Melalui beberapa kesempatan, akhirnya dia diterima juga di sebuah perusahaan besar dan memegang bagian gudang.
Sebuah lompatan yang cukup berarti, walaupun bukan merupakan pilihan utama. Nah, dengan memegang tanggungjawab keluar masuk barang, maka mulailah dia berkenalan dengan sopir truk, pengusaha-pengusaha trucking, dan ekspedisi.
Ia catat dalam hati apa saja masalah seputar sopir, truk, ekspedisi, dan bisnisnya.
Ketika ada rasionalitas pekerja karena adanya krisis, dia termasuk yang kena pensiun dini. Dari pesangon yang ada, dia berani mengkredit sebuah truk, dan mulai berani menawarkan jasa trucking ke pengusaha-pengusaha yg selama ini dia layani.
Bulan berganti dan tahun pun bertambah, akhirnya jumlah armada truknya sudah mencapai 10 dan bisnisnya makin berkibar. Saat ini, malah mulai merambah bisnis plastik bekas. Sebuah bisnis sepele, namun nilai uang yg beredar bisa mencapai milyaran.
Orangnya tetap rendah hati, walaupun dulunya dididik untuk menjauhi uang, namun dengan ketekunan yang ada, tetap saja bisa menjalankan bisnis yang luar biasa.
Bagi teman-teman di luar sana, apa pun latar belakang pendidikan kita, asalkan mau terbuka hatinya dan mau berusaha, tetap saja ada jalannya.
Yang penting, jadi pengusaha itu harus jujur dan selalu menepati janjinya. Karena di sanalah sebetulnya roda ekonomi sebuah usaha itu bergerak. Jiayou.
20/01/23
CMS – Bakso Londo
“100% daging sapi, makan jadi berseri.”