Kamis, 23 Januari 2025
Kel. 16:1-5,9-15.
Mzm. 78:18-19,23-24,25-26,27-28. Mat. 13:1-9
SABDA Allah adalah benih yang hidup, penuh daya, dan selalu membawa pembaruan bagi siapa saja yang mau menerimanya dengan hati terbuka.
Ketika benih itu ditaburkan, ia tidak hanya mengubah permukaan, tetapi juga menyentuh kedalaman hati, memulihkan luka, dan melahirkan kehidupan yang baru.
“Kebencian itu mematikan benih kasih Allah yang ditaburkan di dalam hatiku,” kata seorang ibu.
“Ketika hatiku diwarnai dengan amarah pada suamiku, rasanya hatiku begitu gersang, bahkan aku memandang suami sebagai monster yang menjijikan.
Di tengah kondisi yang sulit di antara kami, sabda Tuhan, mengajarkan padaku perdamaian. Tuhan mempertemukan kami kembali untuk dekat dan saling memperhatikan, saling mengampuni.
Suamiku jatuh dari kendaraan, hingga saya harus membantu dia untuk semua aktivitasnya. Saya seakan lupa semua permasalahan di antara kami. Cintaku ternyata lebih besar dari rasa marahku.
Saya manyadari bahwa di tengah kebimbangan, sabda Tuhan memberikan terang. Di tengah penderitaan, sabda-Nya menyampaikan penghiburan dan harapan. Tidak ada situasi yang terlalu gelap atau terlalu rusak sehingga sabda Tuhan tidak bisa membawakan kehidupan baru,” kata ibu itu.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.”
Yesus mengajarkan bahwa benih yang ditaburkan di tanah yang baik adalah gambaran dari orang-orang yang mendengar firman Tuhan, memahami, dan melakukannya dalam hidup mereka.
Tanah yang baik tidak terjadi secara kebetulan. Ia adalah hasil dari kesediaan, kerja keras, dan kerendahan hati untuk menerima pembentukan dari Tuhan.
Yesus juga menyebutkan bahwa tanah yang baik menghasilkan buah yang berlimpah, seratus kali lipat, enam puluh kali lipat, atau tiga puluh kali lipat.
Buah itu bukanlah tentang hasil materi, tetapi tentang perubahan hidup yang membawa kasih, damai, dan sukacita ke dunia.
Ketika kita mendengar dan mengerti firman Tuhan, hidup kita dipenuhi oleh buah-buah Roh, seperti kasih, pengampunan, dan kesetiaan, yang tidak hanya memengaruhi diri kita tetapi juga orang-orang di sekitar kita.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku menyuburkan hatiku hingga firman Tuhan tumbuh berkembang dalam hidupku?