Benih Sabda dan Tanah Hati

0
542 views
Ilustrasi -- Benih tumbuh by ist

Sabtu, 19 September 2020

1Kor 15:35-37, 42-49 dan Luk 8:4-15

TAHUN 1992 setelah tamat Seminari Menengah San Dominggo Hokeng, saya belum langsung masuk ke Seminari Tinggi St. Petrus Ritapiret.

Saya mesti menjalani sebuah hidup sebagai pemuda biasa di kampung. Bersama bapak dan mama, kami mengerjakan ladang. Rumput disiangi, semak dipotong dan dibakar. Lahan mesti disiapkan untuk musim tanam.

Setelah hujan pertama, kami menanam benih padi dan jagung juga singkong. Ada areal lahan di bawah rindangan pohon dekat kuburan, padinya tumbuh tidak subur. Karena itu mesti disirami pupuk.

Ketika jagung sudah mulai berbuah muncul hama lain, yaitu tikus. Tapi hasil panen cukup memuaskan tahun itu.

Injil hari ini mengingatkan kita untuk mempersiapkan tanah hati kita guna menerima benih Sabda.

Agar panenan melimpah, tanah hati mesti dibersihkan dari bebatuan ketakutan, semak duri kecemasan dan nafsu akan kekayaan dan kenikmatan hidup. Pokoknya lahan hati mesti disiapkan.

Sebagian benih tidak menghasilkan buah, bahkan gagal total.

Sering kali kita gagal dalam usaha dan perjuangan kita. Kita sudah berusaha, tapi masih gagal. Kegagalan adalah sukses yang tertunda.

Kegagalan membuat kita mesti mawas diri, rendah hati dan introspeksi diri.

Mesti juga diingat, bahwa bukan kita satu-satunya penentu. Ada faktor lain. Dan yang utama adalah Allah yang berperan paling utama dalam memberikan pertumbuhan bagi usaha kita. Mesti ada ruang dalam hati dan hidup kita untuk Allah, agar kuasa-Nya bekerja dalam hati dan seluruh hidup kita.

Santo Paulus menulis: “Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.” (1Kor 3:6).

Mari kita siapkan hati jadi tanah subur bertumbuhnya benih Firman, dan biarkan Allah memberi pertumbuhan kepadanya, agar menghasilkan panenan melimpah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here