Puncta 01.11.23
HR. Semua Orang Kudus
Matius 5: 1-12a
PEPATAH bijak mengatakan “Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.”
Inti dari pepatah itu mau mengatakan bahwa kerja keras, susah payah dan derita tidak akan mengecewakan hasil akhirnya.
Orang yang mau bertekun dalam usaha yang keras dan berat, dengan segala tantangannya, pasti akan memetik buah yang membahagiakan.
Kesulitan dan perjuangan hidup yang dialami kini, nanti akan membuahkan hasil yang penuh sukacita.
Syair sebuah lagu mengingatkan kita untuk terus berjuang dan percaya pada pertolongan Tuhan kendati kini harus mengalami cobaan yang berat.
“Apa yang kaualami kini, mungkin tak dapat engkau mengerti. Cobaan yang engkau alami tak melebihi kekuatanmu.
Tangan Tuhan terus merenda suatu karya yang agung mulia. Saatnya kan tiba nanti kau lihat pelangi kasih-Nya.”
Siapa yang terus berjuang bersama Yesus memanggul salibnya setiap hari, mereka ini akan diangkat menjadi anak-anak Allah dan dibaptis dalam darah Anak Domba.
Dalam bacaan pertama, mereka ini disebut sebagai orang-orang yang keluar dari kesusahan besar. Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
Rasul Yohanes menyebutkan bahwa karena kasih Allah melalui Yesus, kita ini disebut sebagai anak-anak Allah.
Bagaimana caranya kita bisa menjadi anak-anak Allah yang akan memperoleh warisan abadi di dalam Kerajaan-Nya? Injil Matius memberi jawabannya dengan mengutip sabda Yesus.
“Berbahagialah kamu, jika demi Aku kamu dicela dan dianiaya, dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat; bersukacita dan bergembiralah, karena besarlah ganjaranmu di surga.”
Jika kita berani “mencuci jubah kita dalam darah Anak Domba,” kita akan memperoleh ganjaran besar di surga.
Jika kita berani menanggung derita dan salib demi Yesus, kita akan disebut anak-anak Allah. Jika kita rela dicela, dianiaya, difitnah segala yang jahat tanpa membalasnya, kita akan memperoleh ganjaran di surga.
Hari ini kita memperingati arwah semua orang kudus. Mereka inilah yang telah memperoleh kebahagiaan abadi di surga karena rela menanggung susah dan derita saat hidup di dunia.
Mereka inilah yang telah mau “berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian.”
Mereka berani bersakit-sakit dahulu, kini mereka bersenang-senang kemudian.
Mari kita tetap setia menanggung derita kita sebagai wujud solidaritas kita dengan derita Kristus. Kita berharap kelak memperoleh kemenangan abadi sebagaimana yang dialami para kudus di surga.
Naik-naik ke puncak gunung tinggi-tinggi sekali.
Kiri kanan kulihat pula banyak pohon cemara.
Barangsiapa tekun setia manggul salib setiap hari.
Berbahagialah kamu akan dapat ganjaran besar di surga.
Cawas, terus berjuang memanggul salib