TIDAK mudah bagi seseorang untuk menerima perubahan-perubahan yang terjadi di sekelilingnya. Orang mesti punya keberanian yang besar.
Ada seorang pemudi yang selalu merasa tidak percaya diri. Ia merasa tidak dicintai. Ia merasa ditolak oleh orang lain. Hal itu karena ia merasa bahwa sekarang ia menjadi orang yang jelek. Dulu tubuhnya langsing, tetapi sekarang menjadi besar tidak berbentuk. Dulu wajah dan kulitnya halus, namun sekarang menjadi hitam, kasar dan kusam.
Perasaan negatifnya terus berkembang. Akibatanya, ia gelisah. Ia merasa resah dan tidak nyaman dengan tubuhnya sendiri. Karena itu, dengan bermacam-macam cara dan sarana, ia memanipulasi penampilannya. Tujuannya untuk bisa menambah rasa percaya diri. Padahal sebenarnya tidak mengubah apa-apa.
Cara yang ditempuh itu menunjukan bahwa ia telah menolak tubuhnya sendiri. Artinya ia juga membenci dirinya sendiri, karena tidak berani menerima perubahan atau kenyataan. Sampai suatu ketika, gadis itu mengalami stress berat. Ia jatuh sakit, karena tidak sanggup menerima dan menghadapi perubahan yang terjadi.
Suatu hari sahabatnya datang mengunjunginya. Sahabatnya itu tampak ceria. Sikap dan perilakunya dewasa. Tutur katanya menunjukkan kepribadian yang matang. Meski secara fisik sudah berubah, namun sahabatnya telah menerima perubahan. Ia menerima kenyataan bahwa dengan bertambahnya usia atau faktor-faktor lain, setiap orang akan mengalami perubahan secara alami.
Sahabatnya mengimbangi perubahan fisik itu dengan berbagai kegiatan positif yang mengembangkan kematangan pribadi dan rohani.
Kehadiran sahabatnya itu menyadarkan gadis itu terhadap segala kecemasan yang dialaminya. Ia belajar dari sahabatnya. Akhirnya, ia berani menerima perubahan, sehingga hidupnya menjadi ringan dan gembira.
Syukuri perubahan
Hidup kita ini selalu berubah. Kemarin kita mengalami perasaan yang berbeda dengan sekarang ini. Mungkin kemarin kita merasa sedih, takut, kuatir. Namun sekarang kita merasa ada semangat dan suasana yang baru. Kemarin rasanya tubuh ini tidak dapat bergerak sedikit pun, tetapi saat ini ada suatu perubahan. Kita sudah menggerakkan badan kita.
Ternyata perubahan itu membawa dinamika yang indah. Perubahan itu membantu kita untuk mengenal secara lebih dalam siapa diri kita ini. Apakah kita tumbuh menjadi lebih dewasa atau kita tetap saja kekanak-kanakan? Kalau kita tidak merasa bahwa tidak ada perubahan dalam diri kita, kita akan mudah cemas. Bahkan kita akan mengalami stres dalam hidup ini.
Karena itu, langkah yang mesti kita lakukan adalah menerima kenyataan diri kita. Kita adalah makhluk yang terus-menerus berubah. Perubahan itu senantiasa menuju kebaikan. Untuk itu, kita mesti mensyukuri perubahan itu. Dengan demikian, kita dapat mengalami sukacita dan damai dalam hidup ini. Hidup ini menjadi suatu rahmat dari Tuhan sendiri. Tuhan memberkati. **
Frans de Sales SCJ — Tabloid KOMUNIO