Minggu 9 Juli 2023.
- Za. 9:9-10.
- Mzm. 145:1-2,8-9,10-11,13cd-14.
- Rm. 8:9,11-13.
- Mat. 11:25-30
SETIAP individu dianugrahi beban tertentu dalam kehidupannya.
Tidak ada orang yang tidak ingin terbebas dari beban hidupnya. Namun demikian tampaknya tidak ada orang yang bisa bebas sepenuhnya dari beban hidup baik kecil maupun besar.
Beban hidup seakan melekat dalam hidup manusia. Seseorang yang terlihat berbahagia dari luar, ternyata bisa saja menyimpan banyak beban hidup jika kita mengenalnya dari dalam.
Asal beban hidup tersebut bisa bermacam-macam. Bisa dari sumber-sumber eksternal atau pun sumber-sumber internal.
Namun demikian semua beban hidup yang ada memerlukan respons yang tepat.
Banyak orang yang “melarikan diri” dari beban, tak lain disebabkan oleh ketidaksiapan faktor kejiwaan tersebut.
Beban itu harus dipikul, asalkan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas “memikul”.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian.
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” Tidak ada orang yang tidak ingin terbebas dari beban hidupnya.”
Dalam Injil hari ini, Yesus menegaskan bahwa rahmat kasih-Nya yang melegakan justru akan diterima oleh mereka yang kecil, mereka yang letih dan lesu serta mereka yang berbeban berat.
Pada saat ini mungkin kita berada, dalam situasi letih, lesu dan berbeban berat.
Dalam keadaan seperti itu, apakah kita masih mampu bersikap lembah lembut?
Kadang kita merasa berat menjalani hidup karena kita seakan memikul seisi dunia di pundak kita, bukannya menjalani hidup kita apa adanya sebagai bagian dari dunia.
Makin dewasa, beban hidup kita bisa makin bertambah.
Tanggung jawab makin banyak. Berbagai urusan dan prioritas hidup menyita banyak waktu kita.
Beban hidup yang makin berat pun kadang membuat kita merasa kehilangan semangat dan harapan untuk hidup.
Bila hal ini terjadi, maka kita perlu kembali menguatkan diri untuk datang kepada Tuhan Yesus.
Yesus mengundang kita untuk datang kepada-Nya, khususnya bagi yang letih lesu dan berbeban berat.
Dengan datang kepada-Nya dan meletakkan segala beban berat, segala keletihan dan kelesuan menjadi hilang.
Dalam Dia hanya ada kebahagiaan. Karena itu Ia mengundang kita untuk belajar, supaya menjadi seperti Dia.
Belajar dari hati-Nya supaya hati kita seperti hati-Nya. Hati yang lemah lembut. Belajar memikul salib dari-Nya maka akan menjadi ringan salib dan beban kita.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku tahu kepada siapa aku bersandar dalam menanggung beban kehidupan ini?