Puncta 01.11.22
HR. Semua orang Kudus
Matius 5: 1-12a
MANUNGGALING kawula Gusti adalah suasana kebahagiaan sejati di mana manusia hidup dalam damai sejahtera bersama Allah.
Kebahagiaan seperti itu adalah gambaran hidup manusia yang penuh berkat dan menjadi tujuan kita semua.
Dalam pewayangan, gambaran itu ditunjukkan dalam persatuan antara manusia (Pandawa) dan Kresna sebagai penjelmaan Dewa Wisnu.
Siapa pun yang dilindungi dan dinaungi oleh Wisnu akan mengalami kebahagiaan sejati.
Ketika Pandawa tidak mau mendengarkan nasehat Kresna, mereka kalah bermain dadu dengan Kurawa. Mereka dibuang ke hutan selama dua belas tahun. Pandawa menderita dan sengsara.
Sadar bahwa mereka harus bersatu dengan Kresna agar bisa mencapai kebahagiaan, maka berusaha membangunkan Kresna yang sedang “tapa tidur.”
Namun ternyata Kurawa juga menginginkan Kresna berada di pihak mereka.
Maka Kresna memberi pilihan kepada Arjuna dan Duryudana. “Karena Kresna hanya satu, maka saya akan menawarkan pilihan, memilih Kresna atau seribu raja dengan para prajuritnya.” kata Kresna kepada mereka.
Duryudana yang disuruh memilih pertama, bingung antara seribu raja atau seorang Kresna. Baladewa mengingatkan agar dipikir masak-masak. Jangan sampai salah milih.
Duryudana akhirnya memilih seribu raja dan ribuan prajuritnya. Pasti nanti bisa memenangkan perang karena punya banyak pendukung. Pandawa memilih satu orang Kresna sebagai penasihat perangnya.
Manunggaling Kawula-Gusti membawa kebahagiaan dan kemenangan. Pandawa memenangkan baratayuda karena bersama dengan Sang Pemelihara Kehidupan.
Dalam Sabda Bahagia, kita disadarkan bahwa kebahagiaan hidup dicapai melalui persatuan dengan Tuhan. Persatuan itu harus dijalani dengan semangat pengorbanan dan kerendahan hati.
Yesus menyebutkan berbahagialah kepada mereka yang hidupnya miskin, yang berdukacita, yang lemah lembut, yang sedang lapar dan haus akan kebenaran.
Keadaan seperti itu justru mampu mendekatkan kita kepada Tuhan. Dialah satu-satunya pengharapan yang akan menolong kita.
Pengorbanan harus kita hadapi agar kita dapat menyatu dengan Tuhan. Kadang kita harus mengalami penganiayaan, dicela, difitnah dan disingkirkan.
Pengalaman penderitaan itu membawa kita untuk percaya pada keadilan Tuhan. “Becik ketitik ala ketara.”
Orang yang manunggal dengan Gusti akan terus berjuang membawa damai, bermurah hati pada setian insan dan berpikiran suci menghadapi dunia sekitarnya.
Jika kita tekun dan setia memperjuangkannya, kita akan berbahagia baik di dunia ini maupun kelak di surga.
Para Kudus yang kita peringati hari ini adalah mereka yang telah berjuang membawa damai dan kesejahteraan bagi sesamanya.
Kini mereka berbahagia karena telah sempurna mengalami Manunggaling Kawula-Gusti.
Pagi-pagi berjemur di pematang sawah,
Berjalan memakai caping penutup kepala.
Mari kita terus berjuang bersama Allah,
Membawa damai bagi semua manusia.
Cawas, jangan lupa bahagia…