Berbangga dan Bersyukur

0
200 views
Ilustrasi - Santa Monika dan anaknya St. Agustinus

DUA tindakan di atas itu rupanya terkait satu sama lain. Bangga secara benar berarti menyadari bahwa telah menerima sesuatu. Lalu bersyukur. Orang sombong sulit bersyukur, karena mengira bahwa yang diperoleh dan dimiliki merupakan prestasinya sendiri.

Jelas, berbangga beda dari sombong.

Bacaan hari ini (1 Korintus 1: 26-31 dan Matius 25: 14-30) berkaitan dengan tema di atas.

Benarkah? Mari kita telusuri.

Dengan tegas Santo Paulus mengajarkan, “Barang siapa bermegah, hendaklah ia bermegah dalam Tuhan.” (1 Korintus 1: 31).

Alasannya, “supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah.” (1 Korintus 1: 29). Hendaknya orang berbangga dan bersyukur.

Manusia itu lemah. Andai kuat, kekuatannya datang dari Tuhan. Hikmat dan kepandaian manusia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kebijaksanaan Tuhan. Karena itu, manusia tidak perlu menyombongkan kemampuannya.

Orang yang beriman mudah bekerjasama dengan Tuhan. Dia taat kepada-Nya dan percaya bahwa Tuhan dapat berkarya melalui dirinya, sehingga bakatnya berkembang dan menjadi berkat. Itu tampak dalam dua hamba pertama. Mereka berbangga dan bersyukur.

Sedang hamba yang ketiga lebih mengikuti rasa takutnya. Dia menggali lubang dan menyembunyikan uang tuannya (Matius 25: 18).

Bukankah rasa takut mengubur segala potensi dan harapan?

Hamba ini menjadi takut, karena hanya mengandalkan dirinya sendiri. Dia menilai Tuhan itu kejam. Tidak menanam, tetapi memanen. Menganggap bahwa Tuhan tidak berkarya dalam dirinya. Dia dihukum sesuai dengan pemikirannya sendiri, karena tidak percaya dan tak bersyukur.

Setiap orang diberi bakat dan waktu untuk mengembangkan dan memanfaatkannya. Itu perlu dilakukan dalam iman dan kerja sama dengan Tuhan. Yang percaya akan diberi rahmat, yang takut kehilangan berkat.

Santa Monika bersikap seperti dua hamba pertama. Ia sungguh beriman dan pantang menyerah dalam mendoakan anaknya, hingga Tuhan menganugerahkan pertobatan bagi Agustinus, anaknya.

Karena itu, dia tidak jadi sombong, tetapi berbangga dan bersyukur.

Sabtu, 27 Agustus 2022
PW St. Monika, ibunda St.Agustinus

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here