MENGIKUTI Yesus berarti menempuh jalan baru. Melihat hidup ini dari kacamata yang berbeda dan radikal.
Di satu sisi amat keras, di sisi lain amat manusiawi. Itulah yang kita baca dalam Injil Matius 8: 18-22.
Mereka yang mau mengikuti Dia dituntut untuk siap tidak memiliki apa-apa (Mat 8: 20). Menjadi seperti Yesus yang tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya..
Dia bersabda pula kepada yang mau mengikuti-Nya, tetapi minta izin menguburkan ayahnya, “Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka.” (Mat 8: 22).
Itu tidak berarti bahwa Yesus melanggar perintah untuk menghormati ayah dan ibu (lihat Kel 20: 12). Bukankah setelah Petrus dan Andreas mengikuti Dia, Yesus pergi ke rumah ibu mertua Petrus yang sedang sakit dan menyembuhkannya? (Luk 4: 38-39).
Amat manusiawi.
Pernyataan di atas mau menegaskan bahwa mereka yang mengikuti Dia disatukan dalam keluarga baru, yakni keluarga Allah. Mereka diajak membangun persekutuan yang melampaui ikatan keluarga buatan manusia.
Gereja sebagai tanda hadirnya keluarga Allah di dunia mewujudkan persekutuan itu. Para anggotanya terikat bukan oleh karena kesamaan darah manusiawi, melainkan karena darah Tuhan Yesus yang dicurahkan di kayu salib.
Mereka diikat dalam persatuan oleh pembaptisan yang sama. Ikatan itu melampaui hubungan suku, etnis, bahasa, budaya, nasionalitas, dan orientasi politik.
Gereja menghadirkan keluarga Allah yang para anggotanya terikat secara berbeda dan radikal.
Senin, 27 Juni 2022