Bacaan 1: Rm 8:12 – 17
Injil: Luk 13:10 – 17
DALAM pekerjaan, salah satu faktor penunjang keberhasilan adalah relasi dengan orang lain. Saat itu, saya ingin membantu atasan dalam mendapatkan data-data penting.
Kebetulan saya sangat kenal pimpinan di departemen tempat data-data tersebut dibutuhkan. Dengan inisiatif pribadi, saya berkomunikasi dengan teman saya tersebut dan mendapatkan data-data yang dicari.
Ternyata atasan tidak suka, saya berinisiatif seperti itu. Saya dianggap melangkahi beliau.
Ukuran “baik” mungkin berbeda bagi setiap orang. Apa yang kita anggap baik belum tentu d mata orang lain juga baik.
Tentu ada perasaan sedih, saat kebaikanmu tak dihargai sama sekali.
Ada kenyataan yang memang harus dihadapi, bahwa kadang hidup tak sesuai yang diharapkan.
Tak semua kebaikan dibalas dengan kebaikan yang sama. Bahkan senyuman kita bisa jadi dibalas dengan tatapan sinis. Namun, berbuat baik tak harus selalu dikaitkan dengan penilaian orang lain.
Dalam bacaan hari ini, Tuhan Yesus berbuat kebaikan dengan menyembuhkan wanita yang telah delapan belas tahun dirasuki roh jahat. Namun kebaikan itu tak ditanggapi positif oleh Kepala Rumah Ibadat Yahudi.
Tuhan Yesus dianggap melanggar ketentuan hari Sabat.
“Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat,” demikian katanya.
Seorang kepala rumah ibadat yang semestinya paham akan belas kasih pada orang lain namun nyatanya dibutakan oleh aturan agama.
Hal ini membuat Tuhan Yesus geram, “Hai orang-orang munafik,…”
Demikian kata-Nya pada orang itu.
Oleh Paulus, dahulu kita disebut sebagai orang berhutang kepada dosa. Namun hutang itu telah ditebus oleh Kristus lewat kematian-Nya di kayu salib.
Oleh Kristus, kita diberi Roh Kudus yang akan memimpin hidup dalam kebenaran. Dengan dipimpin oleh Roh Kudus maka kita disebut sebagai anak-anak Allah.
Pesan hari ini
Teruslah berbuat baik, meski hal itu tak dianggap orang lain sebagai kebaikan. Sebab kebaikan kita tak harus dinilai oleh orang lain.
Hidup menurut Roh berarti dipimpin oleh Roh dengan mematikan perbuatan dosa.
“Selalu disalahkan bukan berarti kamu salah, mungkin mereka hanya ingin memperhatikanmu. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”