Berdamai dengan Penyesalan

0
57 views
Berdamai dengan penyesalan

Bacaan 1: Yeh. 9:1-7 – 10:18-22

Injil: Mat. 18:15-20

Tidak ada manusia sempurna, setiap orang pasti pernah salah. Namun apakah orang itu mau menyesal telah melakukannya atau tidak, itu persoalan lain. Tidak mudah berdamai dengan rasa sesal.

Berdamai dengan rasa sesal dan “move on” itu lebih bermanfaat untukmu.

Dengan penyesalanmu, lebih mudah untuk memperbaiki hidup. Kesalahan masa lalu sebagai pembelajaran untuk tidak diulangi lagi.

Dalam bacaan hari ini, Allah melalui firman-Nya kepada ketujuh “malaikat algojo” berpesan:

“Berjalanlah dari tengah-tengah kota, yaitu Yerusalem dan tulislah huruf T pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan-perbuatan keji yang dilakukan di sana.

Orang-orang tua, teruna-teruna dan dara-dara, anak-anak kecil dan perempuan-perempuan, bunuh dan musnahkan! Tetapi semua orang yang ditandai dengan huruf T itu, jangan singgung! Dan mulailah dari tempat kudus-Ku!”

Huruf “T” dalam aksara Ibrani adalah “TAV” atau dalam aksara kuno berbentuk salib.

Hanya mereka yang mau bertobat (berkeluh kesah dan menyesali segala perbuatan-perbuatan kejinya) akan diberi tanda “T” oleh malaikat yang berpakaian lenan dan akan diselamatkan-Nya. Sedangkan mereka yang tidak mau menyesali (berkeluh kesah) serta bertobat maka akan mendapatkan hukuman binasa kekal.

Demikian juga Tuhan Yesus berfirman dalam pengajaran-Nya:

“Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.”

Disaat seseorang diperingatkan atau ditegur karena kesalahannya, mau menerima teguran itu maka ia bisa diselamatkan. Namun jika tidak mau mendengarkan nasihatmu, ia masih punya kesempatan saat masalahnya disampaikan dihadapan:

  • Dua atau tiga orang saksi
  • Gereja

Sukur-sukur ia mau menyesal dan bertobat sehingga bisa diselamatkan. Namun jika tetap tidak mau maka kamu bisa melepaskannya sebagai orang berdosa yang tidak ingin diselamatkan.

Pesan hari ini

Sesali kesalahanmu dan jangan mengulanginya. Selalu berintrospeksi dan menerima nasihat orang lain.

Jadilah “orang pilihan” Tuhan.

“Jangan buang waktumu dalam kemarahan dan dendam. Hidup ini terlalu singkat untuk menjadi tidak bahagia.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here