Puncta 21.08.22
Minggu Biasa XXI
Lukas 13: 22-30
SEORANG motivator pernah mengatakan kepada para siswa dalam acara pembekalan para murid pada awal pembukaan tahun ajaran baru.
“Jika kamu diberi beban lebih besar daripada yang lain, itu artinya kamu dipandang lebih kuat daripada teman-temanmu. Kamu dipandang mampu melakukan hal-hal yang lebih besar. Kamu bisa dipercaya.”
Para siswa termotivasi oleh kata-kata ajaib itu. Mereka menjadi lebih bersemangat. Mereka percaya diri bisa melakukan hal-hal yang besar.
Mereka tidak mudah putus asa menghadapi aneka kesulitan. Mereka berjuang sampai titik darah terakhir.
Untuk mencapai sebuah cita-cita tinggi memang butuh perjuangan keras. Hambatan dan kesukaran dianggap sebagai batu ujian yang menguatkan tekad perjuangan.
Pepatah mengatakan, “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.”
Orang harus bersakit-sakit, berusaha sekuat tenaga untuk mendapat hasil yang maksimal.
Yesus mengingatkan kepada para murid untuk berjuang dengan keras agar memperoleh keselamatan.
“Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.”
Memang keselamatan kekal adalah anugerah Tuhan. Kita diminta terus berusaha dengan setia dan tekun di hadapan Tuhan.
Kadang kita jatuh pada ketidak-setiaan dan tidak tahan pada ujian.
Jika memang keselamatan kekal itu sesuatu yang sangat berharga dalam hidup kita, semestinya kita berani berjuang sekuat tenaga sampai kita memperolehnya.
Apa pun risikonya. Bahkan jika kita harus mengorbankan apa saja yang kita miliki, kita akan melakukannya.
Marilah kita berjuang dengan tidak kenal lelah demi mengusahakan kebahagiaan sejati.
Kita tidak sendirian. Tuhan senantiasa menyertai dan menuntun langkah kita. Jika kita percaya, tidak ada hal yang mustahil.
Membeli anggrek di toko bunga,
Untuk menghias altar gereja.
Terus berjuang sekuat tenaga,
Demi keselamatan kekal di surga.
Cawas, berjuang tak kenal lelah…
