Kamis, 26 Mei 2022
Hari Raya Kenaikan Tuhan
- Kis. 1:1-11.
- Mzm. 47:2-3.6-7.8-9.
- Ibr. 9:24-28;10:19-23.
- Luk. 24:46-53
MEMBERI berkat, ketika kita hendak pergi atau diberi berkat adalah sebuah tindakan Kristiani yang nilainya luhur.
Tindakan Yesus sendiri memberkati para murid menjadi tanda yang mulia bahwa kita pun diutus untuk membagikan berkat kepada banyak orang. Berkat Yesus bagi kita saat ini adalah berkat dalam Roh Kudus.
Berkat itu menuntun, mengarahkan, dan menjadi pegangan hidup kita.
“Nak, aku titip adik-adikmu,” kata seorang ibu yang berbaring sakit sambil terbata-bata kepada anaknya.
“Bu, aku akan berusaha menjaga adik-adik,” sahut anak itu dengan air mata di pipi.
“Mendekatlah ke sini anakku,” kata ibu itu sambil merentangkan tangan.
“Berkatku untukmu,” bisik ibu sambil memeluk anaknya.
“Ibu..,” kata anaknya sambil memeluk tubuh ibunya. Dan dalam pelukannya, ibu itu menghembuskan napasnya.
“Berkat ibu itu bukan saja bentuk kasih dan cinta ibu kepadaku, namun juga menjadi penyertaan tugas dan tanggung jawab yang diberikan ibu kepadaku,” kata anaknya itu.
“30 tahun, ibuku sekaligus menjadi ayahku, karena ayah meninggal dalam kecelakaan waktu berangkat ke tempat kerja,” kisah anak itu.
“Cinta dan kasih ibu tercurah pada kami, dia tidak pernah memikirkan dirinya sendiri, semuanya dicurahkan kepada kami,” imbuhnya.
“Kini kasih ibu telah sempurna dan kembali kepada Allah sang sumber cinta. Berkat dan kasihnya dicurahkan kepada kami untuk melanjutkan perjuangan hidup ini,” ujarnya.
“Ibu sudah pergi, namun cinta dan kasihnya selalu tinggal di hati kami,” tegasnya.
Dalam bacaan Injil hari ini, kita dengar demikian,
“Lalu Yesus membawa murid-murid itu ke luar kota sampai dekat Betania.
Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. Dan ketika sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke surga.
Para murid menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita.
Mereka senantiasa berada di dalam bait Allah dan memuliakan Allah.”
Kita tidak jarang mengalami kesulitan hidup yang luar biasa, namun jika kita meyakini bahwa hidup kita diberkati maka tidak perlu kuatir dan gelisah akan apa yang terjadi.
Saat mengalami peristiwa yang tak menentu, kita harus yakin bahwa Tuhan Yesus selalu bersama kita, Dia tidak pernah meninggalkan kita.
Setelah menerima berkat dan anugerah Roh Kudus kita dipanggil untuk menjadi saksi Yesus di tempat tinggal dan tempat tugas pekerjaan kita masing-masing sampai ke ujung bumi.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah cara hidup dan cara bertindakku mencerminkan pribadi yang diberkati Tuhan?