Berkorban demi Kebaikan Hidup

0
314 views
Ilustrasi: Memberikan pertolongan. (Ist)

PENYANYI Beyonce pernah berkata, “Kekuasaan berarti kerja keras dan pengorbanan.”

Lalu Napoleon Hill, penulis buku, berkata, “Pencapaian yang besar biasanya lahir dari pengorbanan.”

Seorang nenek bekerja sebagai tukang cuci di sebuah keluarga. Setiap pagi ia datang ke keluarga itu lalu pulang setelah tengah hari. Ia mendapatkan upah yang sepadan dengan pekerjaannya. Ia merasa bahwa upah yang ia peroleh cukup untuk hidup dirinya dan cucunya.

Nenek itu mesti menghidupi seorang cucunya, karena kedua orangtua dari cucunya itu telah meninggal dunia dalam suatu kecelakaan.

Mereka tidak meninggalkan apa-apa buat anak mereka. Karena itu, sang nenek mesti memenuhi seluruh kebutuhan hidup cucunya itu. Caranya, ia bekerja sebagai tukang cuci.

Kepala keluarga itu juga sangat menghargai pengorbanan nenek itu. Karena itu, selain memberi upah, keluarga ini juga membiayai sekolah cucu dari nenek itu.

Suatu tindakan yang indah, meski selalu saja ada pengorbanan.

Butuh iman

Untuk meraih prestasi yang tinggi, orang mesti berani berkorban. Orang mesti berani menerjang berbagai rintangan yang dihadapi.

Ketika orang cuma berpangku tangan saja, orang tidak bisa mengharapkan suatu hasil yang gilang-gemilang. Orang mesti mau berpeluh dalam suatu kerja keras untuk meraih hidup yang lebih baik.

Kisah di atas memberi kita inspirasi untuk membuka diri terhadap situasi hidup yang ada. Nenek itu memiliki tanggungjawab yang besar terhadap cucunya.

Ia berani mempertaruhkan hidupnya bagi kebahagiaan cucunya. Ia berani berkorban demi masa depan cucunya yang gilang-gemilang.

Dalam pengorbanan selalu ada iman yang mendalam. Orang tidak berkorban untuk sesuatu yang sia-sia saja. Orang berkorban demi sesuatu yang diperjuangkan dengan penuh perhitungan juga.

Berkorban untuk sesuatu yang sia-sia hanya menjerumuskan diri ke dalam jurang yang dalam.

Mari kita terus-menerus memperjuangkan hidup ini, meski kita mesti banyak berkorban. Milyarder Warren Buffett, berkata, “Dibutuhkan 20 tahun untuk membangun reputasi dan lima menit untuk merusaknya.

Bila Anda memikirkan hal ini, Anda akan melakukan hal-hal dengan berbeda.” Orang beriman semestinya tidak berkorban untuk sesuatu yang sia-sia.

Tuhan memberkati.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here