Berlomba dengan Unta

0
0 views
Rombongan Unta masuk lubang jarum
  • Bacaan 1: Keb. 7:7-11
  • Bacan 2: Ibr. 4:12-13
  • Injil: Mrk. 10:17-30

Bagi wilayah Timur Tengah yang banyak padang pasir dan daerah tandus serta panas suhunya maka Unta merupakan binatang yang cocok dan mampu bertahan dalam kondisi tersebut. Sehingga Unta dipakai sebagai alat transportasi pada zaman dulu.

Dalam setengah perjalanan saya mendaki Gunung Sinai, saya menggunakan Unta untuk menghemat tenaga. Saya perhatikan, Unta ini rupanya binatang yang sopan dan patuh. Saat kita akan naik ke atas punggungnya, dia akan berlutut merendahkan diri. Demikian juga saat kita akan turun. Selama perjalanan, dia juga tekun dan patuh pada gembalanya hanya melalui teriakan saja tanpa diikat dengan tali.

Bacaan hari ini, Tuhan Yesus membuat perumpamaan menggunakan Unta.

“Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor Unta melewati lubang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.”

Kata-Nya kepada para murid, sontak pernyataan itu membuat gempar orang-orang yang mendengarnya.

Bagaimana tidak?

Para murid telah tulus meninggalkan semuanya (orang tua dan saudara, rumah, harta serta pekerjaan) hanya untuk mengikut Yesus agar selamat dalam kehidupan mendatang. Namun malah dibandingkan dengan Unta, apa maksud-Nya?

Untuk mengikuti-Nya, Tuhan Yesus menantang kita semua untuk berani melepaskan diri dari ikatan duniawi dan fokus kepada-Nya.

Selama di dunia, manusia memang cenderung terjebak mencari harta secara membabi buta. Kadang lupa sama Tuhan. Harta malah menjadi penghalang mengikuti Tuhan dan memperoleh kehidupan kekal.

Lalu apakah menjadi orang kaya itu salah?

Raja Salomo yang merupakan orang paling kaya raya di dunia saat itu dan dipercaya menulis Kitab Kebijaksanaan memberikan pandangan yang bagus terkait harta.

“Dialah yang lebih kuutamakan dari pada tongkat kerajaan dan takhta, dan dibandingkan dengannya kekayaan kuanggap bukan apa-apa.”

Raja Salomo saat ditanya mau minta apa kepada Allah, beliau memilih memohon kebijaksanaan. Dan ternyata selain mendapatkan Roh Kebijaksaan, harta pun juga dianugerahkan kepadanya.

Dengan Roh Kebijaksanaan, manusia memahami Firman-Nya yang hidup, kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun serta sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran manusia.

Demikian kata Paulus kepada jemaat Ibrani.

Pesan hari ini

Mari bersikap injili dalam kehidupanmu, yaitu rendah hati, patuh (taat), jujur dan selalu sukacita. Jangan kalah sama Unta yang bisa masuk melalui “lubang jarum”.

“Kebesaran bukanlah tentang memamerkan diri, tetapi tentang merendahkan hati.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here