Bermaksud Baik, namun Malah Membahayakan

0
277 views
Ilustrasi: Anak-anak bermain game dengan HP. (Ist)

Bacaan 1: 1Sam 4:1-11
Injil: Mrk 1:40-45

DALAM beberapa hal, perbuatan baik kadang tidak menghasilkan seperti yang diharapkan. Malah kadang bisa membahayakan, bahkan mencelakakan pihak lain.

Di tahun 1970– 80-an, guru dalam mendidik anak didik bisa bertindak keras. Orantua kadang memaklumi, jika anak mendapat hukuman di sekolah karena memang harus dihukum.

Demikian juga orangtua zaman dulu, dalam mendidik anak sering bertindak keras.

Keras bukan berarti melakukan kekerasan, namun tegas. Benar dipuji dan salah dihukum.

Orangtua zaman sekarang kadang tidak berani memarahi anak-anaknya, karena takut melawan, atau berbuat nekad. Tindakan ini sepertinya baik, namun bisa mencelakakan anak, karena tidak tahu kesalahan.

Orangtua tidak boleh takut dan ragu dalam memarahi anak, jika untuk kebaikan anak sendiri.

Misal, dalam usia TK–SMP anak sudah dibiarkan main game di HP. Kelihatannya tindakan ini baik karena anak bahagia dengan dunianya. Namun bisa menjerumuskan anak, sebab ia jadi malas belajar dan akibatnya nilai sekolah turun.

Saat berperang melawan bangsa Filistin di Afek, orang-orang Israel seperti frustasi.

Strategi yang biasa dipakai sudah tumpul dan tidak mampu mengalahkan tentara Filistin. Lalu timbul ide menghadirkan atau membawa “Tabut Perjanjian” ke tengah medan pertempuran.

Tabut Perjanjian adalah simbol kehadiran Allah.

Ide ini sekilas baik, namun ternyata malah fatal.

Tabut Perjanjian dirampas oleh tentara Filistin dan dari pihak Israel sendiri sekitar tiga puluh ribu tentaranya gugur. Bahkan anak-anak imam Eli juga ikut tewas, yaitu Hofni dan Pinehas.

Tabut Perjanjian yang suci itu malah jatuh ke tangan orang kafir Filistin.

Orang kusta yang disembuhkan Tuhan Yesus, karena sukacitanya memberitakan kesembuhannya kepada setiap orang. Sekilas tindakan ini baik, yaitu mewartakan kuasa ilahi Yesus.

Namun ternyata, tindakannya itu malah mempersulit Yesus masuk ke Yerusalem.

Yesus sudah melarang untuk menceritakan kesembuhannya itu kepada setiap orang dan hanya pada imam saja.

“Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam…”

Namun mantan si kusta tidak taat.

Pesan hari ini

Tidak semua perbuatan yang dianggap baik itu sesuai harapan. Namun sebagai orang Katolik yang utama adalah taat pada perintah Yesus.

“Ketaatan adalah ibu dari kesuksesan dan terikat pada keselamatan. Tetaplah pakai maskermu dan jaga jarakmu.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here