[media-credit name=”Google” align=”aligncenter” width=”404″][/media-credit]SEMARANG, SESAWI.NET—UANG dan waktu. Dua hal itulah yang mungkin menjadi doa permohonan utama para anggota tim produksi dan tim kreatif dari film berjudul Romo Kanjeng tentang sepak terjang uskup pribumi pertama Indonesia Mgr. Albertus Soegijopranata, SJ.Uang penting, karena hingga saat ini biaya produksi berikut promosi yang diperkirakan mencapai Rp12 milyar, belumlah terkumpul.
“Dana sebesar itu sudah termasuk promosi. Kalau untuk produksi saja mungkin sekitar delapan sampai sembilan miliar rupiah,” kata Romo FX. Murti Hadi Wijayanto SJ, anggota tim produser dan tim kreatif film Soegijapranata, di sela-sela penggalangan dana untuk film itu di Semarang, Sabtu malam.
Tim mengaku dari dua kali penggalangan dana, yakni di Jakarta dan Semarang, ditambah lelang-lelang lukisan diperkirakan sudah terkumpul baru sekitar Rp7,5 miliar.
Waktu juga menjadi hal yang krusial mengingat film yang sudah dipersiapkan oleh Studio Audio Visual-Puskat Yogyakarta sejak 2008 tidak kelar-kelar juga. Sebelumnya, tim berharap bisa menyelesaikan dan meluncurkan film pada akhir tahun ini sebagai hadiah Natal buat umat Katolik Indonesia, namun tampaknya perkembangan yang seret memaksa tim mengundur jadwal menjadi April tahun depan.
Romo Murti mengatakan ‘casting’ film akan dimulai bulan ini. “Kemungkinan minggu depan sudah dimulai ‘casting’,” kata romo kelahiran Pancaarga, Magelang ini.
Untuk produksi film, ia memperkirakan sudah bisa dimulai penggarapannya pada pertengahan Oktober 2011.
Romo Murti menjelaskan, Soegijapranata, yang akrab disapa dengan sebutan Romo Kanjeng, yang pernah menjadi Uskup Agung Semarang merupakan tokoh besar yang turut berperan melawan penjajah, meski ketika itu Gereja Katolik diidentikkan dengan gerejanya orang-orang Belanda.
Namun, katanya, Soegijapranata sebagai pemimpin umat berani “keluar” dari sekat sekat kekatolikannya untuk membantu rakyat melawan penindasan penjajah, baik Belanda maupun Jepang, membuktikannya sebagai orang Indonesia sejati.
Durasi film 1,5 jam
Film yang akan disutradarai Garin Nugroho itu, katanya, menceritakan kisah Soegijapranata pada periode 1940-1949 dengan latar di sejumlah kota seperti Semarang dan Yogyakarta, dengan berdurasi sekitar 1,5 jam.
“Dalam film ini akan muncul sejumlah tokoh nasional, seperti Soekarno dan Jenderal Soedirman,’ kata Garin, seperti dikutip Antara.
“Pesan yang ingin disampaikan dalam film ini adalah multikulturalise dan nasionalisme. Sangat jarang ada tokoh agama yang mengemban tugas membina umat, memiliki pandangan keindonesiaan yang sangat luas,” katanya.
Garin mengatakan gagasan untuk membuat film itu sudah muncul sekitar 2-3 tahun lalu, dan dimatangkan sekitar enam bulan.
“Kenapa sosok Romo Kanjeng? Saya menilai beliau merupakan tokoh yang memiliki kemampuan memimpin umat, sekaligus memandu kebangsaan. Dua hal yang sulit dilakukan sekaligus,” katanya.
Ditanya rencana lokasi pengambilan gambar untuk film itu, Garin yang mengaku baru pertama kali menggarap film epik sejarah tokoh tersebut menyebutkan beberapa kota seperti Semarang, Yogyakarta, Klaten, dan Solo.
“Untuk Kota Semarang, sudah tentu kawasan Kota Lama, kemudian gereja-gereja. Ya nanti tunggu saja, kami juga perlu merestorasi lukisan di tembok salah satu gereja bersejarah di kota ini,” katanya.
Pada penggalangan dana bertajuk “Gathering Charity: Silent Diplomacy” itu, dilelang lukisan “Mgr Soegijapranata” yang laku Rp100 juta dan lukisan “Lotus” Rp23,5 juta. Total hasil penggalangan dana mencapai Rp605,2 juta.
Situs resmi film: www.romokanjengthemovie.com