SEMUA tujuan dicapai melalui proses. Ada yang lambat, ada yang cepat prosesnya. Dalam proses sering dijumpai banyak kendala, baik internal maupun eksternal.
Santo Paulus dalam suratnya kepada jemaat Korintus mengajarkan tentang hambatan mencapai manusia rohani yang dewasa. “Aku tidak dapat berbicara kepada kalian sebagai manusia rohani, tetapi hanya kepada manusia duniawi yang belum dewasa dalam Kristus.” (1 Korintus 3:1).
Manusia duniawi itu lemah. Karena itu, harus diberi susu; bukan makanan keras (1Korintus 3:2). Kelemahannya tampak dalam iri hati dan perselisihan di antara mereka. Sebagian mengklaim pengikut Paulus, yang lain mengaku dari golongan Apolos (1 Korintus 3:4). Mereka melihat perbedaan luar; gagal melihat esensi bahwa mereka semua pengikut Kristus.
Injil menunjukkan pribadi Yesus yang sadar sepenuhnya akan tujuan hidup-Nya. Dia datang untuk melaksanakan kehendak Allah; menyelamatkan umat manusia. Menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan adalah sebagian dari karya-Nya (Lukas 4:40).
Tatkala orang banyak berusaha menahan-Nya untuk tidak pergi meninggalkan mereka, Yesus bersabda, “Juga di kota-kota lain Aku harus mewartakan Injil Allah sebab untuk itulah Aku diutus.” (Lukas 4:43). Dia tidak menuruti kehendak manusia, tetapi teguh berpedoman pada kehendak Bapa-Nya.
Baik surat Paulus kepada jemaat Korintus dan Injil Lukas menunjukkan hambatan bagi proses mencapai tujuan. Jemaat Korintus terhambat pertumbuhan rohaninya, karena sikap yang lekat pada hal-hal duniawi.
Tidak demikian dengan Yesus. Dia tetap lurus menatap ke depan dan berpegang pada tujuan yang hendak dicapai. Walau itu berarti menderita sengsara dan wafat, Dia tidak berbelok arah.
Semua orang sedang dalam proses menuju tujuan hidupnya. Mereka dipanggil untuk menyelesaikan misi pribadinya. Dalam perjalanan itu ada macam-macam hambatan dan godaan yang mencoba membelokkan ke arah yang jauh tujuan hidupnya.
Bagaimana aku mengatasi hambatan dalam proses mencapai tujuan hidupku?
Rabu, 31 Agustus 2022