I
1Sam 3:1-10,19-20 dan Mrk 1: 29-39
Bacaan-bacaan suci hari ini memberikan beberapa point penting untuk direnungkan:
Untuk bisa mengenal panggilan Tuhan, seseorang membutuhkan bimbingan. Samuel yang belum mengenal suara Tuhan yang memanggilnya sampai tiga kali.
Imam Eli membimbing Samuel untuk mengenal suara Tuhan yang memanggil: “Apabila engkau dipanggil lagi, katakanlah: Bersabdalah ya Tuhah, hamba-Mu mendengarkan.”
Hanya yang terbuka hatinya, sanggup mendengarkan kehendak Tuhan. Samuel menerima tugas yang dipercayakan Tuhan, karena ia membuka diri bagi Tuhan. Apa yang diajarkan imam Eli menjadi kata hatinya sendiri: “Bersabdalah ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.”
Pewartaan Kerajaan Allah dilaksanakan oleh Yesus tidak hanya dengan kata-kata, tapi dengan tindakan: menyembuhkan ibu mertua Petrus dan banyak orang sakit lainya di kota Kapernaum.
Hidup DOA, komunikasi dengan Bapa di surga menjadi suatu yang penting dalam hidup Yesus. Selalu ada waktu untuk berdoa.
Yang terpenting bagi Yesus, bukanlah popularitas diri, melainkan pelaksanaan tugas mewartakan Injil Kerajaan Allah. Tidak boleh bertahan di suatu tempat, demi popularitas.
Kabar gembira mesti tersebar sampai ke seluruh dunia: “Marilah kita pergi ke tempat lain, … supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.”
Bagaimana dengan kita? Kita mesti siap membuka hati bagi panggilan Tuhan dan membantu orang lain untuk mengenal suara Tuhan yang selalu menyapa.
Agar kita juga boleh menjawab panggilan Tuhan: “Bersabdalah ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan.” Kita harus siap menjadi pewarta Injil Kerajaan Allah kapan dan di mana pun, serta dalam situasi apa pun. Semoga.
Selamat pesta ST.ARNOLDUS JANSSEN, pendiri Serikat Sabda Allah (SVD) dan ordo SSpS dan SSpS-AP.
terima kasih bapak