MINGGU, 6 Januari 2019, pukul 07.00 WIB, berlangsung Perayaan Ekaristi di Gereja Santo Petrus dan Paulus Minomartani, Yogyakarta, dengan ujub syukur HUT 37 tahun Imamat Mgr. Yustinus Harjosusanto MSF bersama para imam MSF lainnya teman angkatan tahun tahbisan.
Selaian Uskup Agung Keuskupan Agung Samarinda Mgr. Yustinus MSF, para jubilaris lainnya adalah Romo Antonius Gunardi MSF (Pastor Kepala Paroki Santo Petrus dan Paulus Minomartani, Yogyakarta), Romo PMY Sunarkowiharjo,MSF (Pastor Paroki Santo Paulus Kleco Surakarta), dan Romo Hubert Hadi Setiawan Pr (Seminari Roh Kudus Bali).
Perayaan Ekaristi ini dipimpin oleh Mgr. Yustinus Harjosusanto MSF sebagai selebran utama didampingi oleh Romo Antonius Gunardi MSF, Romo PM Sunarkowiharjo MSF, Romo Andrianus Sulistyono MSF (Pastor Pembantu Paroki Santo Petrus dan Paulus Minomartani, Yogyakarta), dan Romo Hubert Hadi Setiawan Pr.
Yang menjadi spesial dalam momen perayaan ekaristi ini selain merupakan ujub syukur atas HUT 37 tahun imamat para imam dan uskup tersebut adalah bersamaan dengan Hari Anak Misioner Sedunia (Sekami) ke-176. Karena itu, paduan suaranya datang dari siswa-siswi SD Kanisius Condongcatur, Yogyakarta.
Ingat masa muda
Dalam homilinya Mgr. Harjo berbicara sebagai berikut.
Romo Anton ingat akan tanggal 6 Januari yang adalah hari tahbisan kami berlima. Ia lalu mengajak kami bersama-sama merayakannya di Paroki Santo Petrus dan Paulus Minomartan.
Sayang bahwa Romo Niko Antosaputra MSF (Pastor Paroki Keluarga Kudus Atmodirono Semarang) berhalangan hadir, dan Romo Tarcisius Dwija Iswara MSF yang sudah beristirahat dalam damai Tuhan. Kami ditahbiskan berlima dan tetap berlima sampai saat ini, ungkapnya.
Tuhan Yesus yang lahir di tengah-tengah umat manusia dimaksudkan bukan untuk suatu bangsa saja tetapi untuk seluruh bangsa, bahkan seluruh umat manusia.
Apakah orang bisa melihat bersedia hatinya untuk terbuka melihat?
Orang Majus dari timur melihat bintang dan bergerak lalu mencari dan ia mendapatkan yesus dan mempersembahkan barang yang di bawa, tetapi herodes yang dekat dengan yesus tidak melihat karena tidak terbuka hatinya.
Kita sekarang ini ada orang yang sudah melihat bahwa Yesus terang bangsa-bangsa dan membuka mata orang lemah untuk melihat tujuan hidup yang sesungguhnya yaitu keselamatan.
Setelah kita dapat melihat dan percaya, kita diutus untuk memperlihatkan kepada orang lain sehingga orang lain melihat dan percaya, sehingga kita diharapkan memiliki sikap misioner yaitu diutus mewartakan kabar gembira kepada siapa pun karena Yesus pun untuk semua bangsa.
Sebelum berkat penutup ada penampilan dari siswa-siswi SD kelas 5 dan 6 Kanisius Condongcatur, Yogyakarta bermain seruling, pianika, dan angklung. Setelah berkat penutup dilanjutkan acara tiup lilin, potong kue dan tumpeng, serta ramah tamah bersama umat di belakang gereja.