DINDING tebal biara ternyata sekarang tidak lagi ‘imun’ terhadap rembesan arus informasi. Sekat-sekat pergaulan yang dulu ‘terbatas’ karena dimensi ruang-dan-waktu yang tidak bebas, kini dalam banyak aspek kehidupan hal itu sudah tidak bisa “dipertahankan” lagi.
Ketika gawai pintar ada di tangan, maka di waktu hening pun kaum religius berjubah ini dimampukan oleh teknologi bisa ‘melanggar’ kebiasaan hidup membiara. Siapa tahu, orang bisa saja nonton film atau mendengarkan musik di YouTube atau aplikasi lainnya.
Yang selanjutnya terjadi adalah banyak arus informasi kini mampu merembes masuk ke dinding biara. Koneksi jaringan pergaulan dan arus informasi dari luar pun tidak bisa dibendung lagi. Semua rembesan informasi yang tak terbendung ini ikut ‘mewarnai’ hidup religius para suster biarawati yang tinggal di biara.
Menyikapi fenomena itu sekaligus bersama-sama ingin melihat ‘dunia luar sana’ pada hari-hari mendatang yang ditandai Tahun Politik dan Generasi Millenial Zaman Now, maka para suster biarawati SFIC merasa perlu recharging pengetahuan.
Kali ini, seiring dengan acara mampir di Pontianak usai mengikuti Rapat Tahunan Signis Indonesia di Keuskupan Ketapang, Pemred Sesawi.Net datang menyambangi biara SFIC untuk bisa berbincang-bincang rileks tentang tema-tema aktual.
Hanya sekali klik
Hanya sekali klik, maka segala informasi tentang ‘isi dunia’ bisa tampil mengemuka di hadapan kita. Cukup sekali klik saja, maka tata pergaulan dunia bisa berubah dalam sekejap. Ini bukan omon kosong lagi, ketika ‘dunia’ dalam sekejap bisa berubah hanya karena salah klik.
Teknologi informasi modern seperti gawai (gadget) nirkabel kini memungkinkan kita berselancar di dunia maya tanpa batas, tanpa kenal waktu, tanpa kenal batas negara. Juga, dinding tembok biara pun juga tak mampu menahan serapan rembesan arus informasi seperti ini.
Itulah the power of social media. Menyenangkan, karena semua referensi informasi bisa diperoleh dalam sekejap. Namun juga merisaukan dan malah ‘membius’ kesadaran kritis manusia, ketika nalar dan moralitas mulai dikesampingkan.
Tapi itulah yang terjadi di jagad medsos. Berita-berita ‘palsu’ alias hoax sangat intensif dan massif bersliweran sana-sini, tanpa kita tahu pasti motivasi penyebaran hoax dan apalagi membendungnya agar tidak ‘masuk’ dalam HP kita.
Arus informasi yang serba cepat, instan, dan sering tak bisa lagi kita kontrol wilayah sebarannya ini membuat jengah, sekaligus bertanya-tanya: bagaimana kita mesti menyikapi hal ini secara baik, benar, tepat, dan bijak?
Pokok-pokok inilah yang dipresentasikan oleh Mathias Hariyadi, founder sekaligus Pemimpin Redaksi Sesawi.Net, kepada para suster biarawati SFIC di Pontianak, Sabtu tanggal 3 Maret 2018 lalu.
Alam pikir Generasi Millenial
Berbagai aplikasi yang tersedia di banyak jenis gawai modern itu telah ‘membius’ kita semua. “Tinggal klik, maka semua langsung jadi dan ada,” ungkap Mathias Hariyadi.
Ia secara ilustratif menggambarkan ‘isi hati’ Generasi Millenial Zaman Now. “Mereka lebih resah ketika tidak punya pulsa daripada misalnya tidak makan-minum,” terang Hariyadi.
Interkoneksi dengan dunia luar sudah menjadi kebutuhan semua orang. Menjadi seperti ini karena banyak kemudahan dan kenyamanan baru tersaji “di sana”.
“Inilah yang akhirnya ‘membius’ banyak pihak, termasuk Generasi Millenial Zaman Now,” papar Hariyadi.
Hadirnya gawai modern itu telah menyajikan dua macam panggung kehidupan bak dua sisi mata uang.
- Satu sisi adalah kemudahan bisa memperoleh aneka informasi dalam hitungan detik.
- Sisi lainnya, pihak-pihak tertentu bisa dengan mudah dan sengaja memanfaatkan teknologi informasi ini untuk menyebarkan kabar bohong (palsu) dengan aneka maksud dan tujuan terselubung.
“Semua orang terkena dampaknya,” terang Hariyadi.
Orang bisa dengan mudah dan secara sengaja mengubah konten informasi dengan memasukkan satu kata sehingga konteks peristiwa dan makna informasinya menjadi sangat berbeda.
“Ingatlah kasus Ahok yang konten pernyataannya telah diubah dengan hanya satu kata saja sehingga maknanya langsung berubah total,” kata Hariyadi memberi catatan refleksi ‘studi kasus’ tentang betapa besarnya pengaruh medsos dan semua turunannya dalam konteks Pilkada DKI Jakarta.
Hadirnya medsos dalam keseharian hidup Generasi Millenial Zaman Now juga berdampak dahsyat di dunia kerja.
- Kini, medsos juga secara massif dan intensif dipakai untuk perluasan branding image produk-produk komersial.
- Banyak anak muda Zaman Now mulai ‘tersandera’ oleh alat-alat komunikasi itu sendiri. “Belum eksis rasanya, kalau belum membuat status diri melalui medsos,” kata mantan frater Jesuit ini. (Berlanjut)