1Raj 3:4-13 dan Mrk 6:30-34
KETIKA membaca Injil hari ini, saya teringat kisah kasih pelayanan pastoralku saat bertugas di Paroki Sikakap, Mentawai, Keuskupan Padang, Sumatera Barat (2008-2014). Saat itu masih banyak stasi yang harus ditempuh dengan speedboat.
Dan kalau melewati jalan raya, harus berpayah-payah di tengah lumpur.
Uskup Keuskupan Padang, alm. Mgr. Martinus Dogma Situmorang OFMCap selalu menasihatiku: “Taburlah Firman Tuhan, kabar sukacita dengan penuh kasih. Jangan mengharapkan akan kaupetik buah dari pewartaanmu. Bersyukurlah, kalau saatnya kaupetik buah itu. Tapi berbanggalah, jika orang lain yang akan menikmati buah kasih dan pelayananmu.”
“Di atas semuanya itu, serahkanlah semua tugas dan karya kasih pelayananmu kepada Tuhan Yesus. Dia akan memberikan pertumbuhan dan perkembangan penuh wangi bunga pada usaha dan pelayananmu,” kata almarhum Mgr. Situmorang OFMCap.
Tuhan Yesus mengajak para murid untuk beristirahat, mengaso mengambil kekuatan dan semangat baru untuk mulai berkarya lagi.
Mesti ada waktu dan tempat sunyi untuk melihat kembali karya pelayanan kita, sambil menimba kekuatan baru dari Tuhan yang mengutus kita.
Poin lain yang perlu direnungkan: “Yesus dan para murid tidak jadi istirahat. Karena ada begitu banyak orang yang sudah menanti mereka di seberang.”
Bagi Yesus yang utama adalah keselamatan dan kesejahteraan jiwa-jiwa yang haus, seperti domba yang tanpa gembala. Apakah mereka harus pergi dulu, karena gembala butuh istirahat?
Tidak. Yesus justru mengajar mereka, menggembalakan domba-domba yang haus dan lapar akan kasih dan perhatian.
Bagi Yesus seorang gembala mesti mengaso, memilih waktu dan tempat sunyi.
Tetapi, ketika di saat itu, harus melayani umat, waktu istirahat pribadi mesti dikorbankan dan dipergunakan bagi tugas pelayanan dan penggembalaan.
Bersama dan dalam Yesus, kita pasti bisa menjadi gembala bagi sesama. Semoga.