Puncta 27 Januari 2025
Senin Biasa III
Markus 3: 22-30
KALAU kita pergi ke Muntilan, bukan cuma tape ketan saja yang terkenal, tetapi di sana juga banyak pengrajin sapu lidi dan sapu lantai.
Juga para pedagang yang jual cobek dari batu berderet-deret. Di sepanjang jalan banyak toko-toko yang menjual sapu.
Kita bisa belajar filosofi kehidupan dari sapu lidi. Batang-batang lidi diambil dari daun pohon kelapa. Batang lidi itu kalau hanya satu atau sendiri gampang dipatahkan. Tetapi kalau sudah dikumpulkan dan diikat menjadi satu akan kuat dan sangat berguna.
Maka ada pepatah berkata, ”Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.” Layaknya sapu kalau menjadi satu akan kuat. Kalau dipisah-pisahkan atau diceriakan akan menjadi lemah tak berdaya.
Hari ini Yesus disindir oleh para ahli Taurat. Mereka menuduh Yesus menyembuhkan orang dengan memakai kuasa Beelzebul. “Ia kerasukan Beelzebul,” dan: “Dengan penghulu setan Ia mengusir setan.”
Mereka melancarkan tuduhan jahat kepada Yesus.
Maka Yesus menjawab, “Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau iblis berontak melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, melainkan sudahlah tiba kesudahannya.”
Yesus tidak memanfaatkan kuasa kegelapan untuk mengusir iblis. Dia menggunakan kuasa Allah sendiri. Kuasa gelap biasanya membuahkan ketakutan, kecemasan, kegelisahan, tidak ada damai dan sukacita. Kuasa Allah akan membawa damai dan sukacita.
Tetapi Kuasa Yesus memberi damai, tenteram, kesembuhan dan kebahagiaan. Maka waspadalah kalau ada orang mengaku bisa mengusir roh setan, lihatlah apa buah-buah dari peristiwa itu? Damai atau ketakutan? Tenteram atau kegelisahan? Sukacita atau kecemasan?
Ada setan berwajah seperti Tuhan,
Kata-katanya halus tetapi menakutkan.
Jangan terbuai oleh bujuk rayuan,
Harta terkuras amblas di dasar lautan.
Wonogiri, percayalah pada kuasa Tuhan
Rm. A. Joko Purwanto, Pr