UNGKAPAN syukur dan terima kasih kami haturkan kepada Allah Bapa di Surga atas penyertaan dan pendampingan-Nya selama penyusunan sampai selesainya buku kenangan berjudul Hidup Tersembunyi bersama Kristus.
Buku kenangan ini kami buat dalam rangka Pesta Emas Biara Rubiah Karmel “Flos Carmeli” di Batu.
50 tahun lalu, tepatnya pada tanggal 29 April 1962, diresmikanlah Biara Rubiah Karmel “Flos Carmeli” di Batu oleh Mgr. A.E.J. Albers, O. Carm. Waktu itu, bangunan biara ini di tengah-tengah hamparan sawah dan merupakan satu-satunya bangunan yang berdiri di hamparan hijau yang ada. Kehadiran biara ini menjadi mencolok secara visual, karena berlokasi di sebuah ketinggian daratan. Jalan akses menuju lokasi dimana Biara “Flos Carmeli” ini berdiri tampak sedikit menanjak.
Kami, para Rubiah Karmel Kontemplatif, patut bersyukur atas rahmat dan kasih karunia Tuhan yang telah dilimpahkan kepada kami selama 50 tahun ini.
Tidak mudah
Mengawali sesuatu yang baru tidaklah selalu mudah, karena perlu perjuangan, ketekunan, dan kesabaran. Namun yang terutama ialah sikap penyerahan kepada Sang Penyelenggara Ilahi.
Sejak berdiri di tahun 1962 dan selama setahun kemudian sesudahnya, Biara “Flos Carmeli” hanya berisi denganoleh dua orang suster saja. Mereka berdua adalah suster aseli puteri Indonesia.
Sebelum pulang kembali ke Indonesia dan kemudian mendirikan Biara “Flos Carmeli” di Batu, kedua suster asli Indonesia ini ‘menimba ilmu’ dan dipersiapkan selama beberapa tahun lamanya di Biara Karmel “St. Maria Magdalena de Pazzi” Elzendaal, Boxmeer, Negeri Belanda.
Banyak perjuangan yang harus mereka hadapi ketika mereka berdua berjibaku ingin menyelesaikan proses pembangunan biara.
Tahun-tahun berikutnya, maka datanglah tiga suster dari Biara “Ad Ss. Trinitatem”di Schluesselau, Jerman. Kedatangan mereka ini dalam rangka keharusan bisa memenuhi persyaratan bagi berdirinya sebuah biara kontemplatif yang waktu itu masih harus mendapat izin khusus dari Takhta Suci. Yakni, di situ harus sudah ada lima orang suster yang sudah berkaul kekal.
Mulai bulan Januari 1962, jumlah suster yang sudah berkaul kekal ada sebanyak lima orang plus tiga orang suster lainnya yang masih berkaul sementara.
Kehidupan kami yang agak berbeda -karena tersembunyi dengan kehidupan para religius pada umumnya, kadang kala menimbulkan berbagai pertanyaan bagi mereka, entah kaum religius atau kaum awam.
Apa saja yang para Suster lakukan di dalam biara yang dikelilingi dengan tembok tinggi, berlapis dua lagi? Bagi mereka yang belum pernah mengenal atau hanya tahu dan mendengar sedikit tentang kehidupan kami, ada pancaran keanehan dan keheranan di wajah mereka, bila mendengar cerita tentang kehidupan kami sehari-hari.
Ada yang berpikir, bahwa menjadi Suster Karmel Kontemplatif itu, banyak waktu luangnya, dengan kata lain tidak banyak pekerjaan, waktu mereka hanyauntuk berdoa.
Adanya anggapan demikian menjadikan orang berpikiran seperti ini. Misalnya menjadi suster kontemplatif tidak jadi masalah, sekalipun sudah masuk usia lanjut. Toh kegiatan mereka hanya berdoa dan berdoa, jadi tidak perlu fisik yang kuat.
Kenyataan yang ada tidaklah demikian. Hampir sebagian besar tugas-tugas atau pekerjaan di dalam biara dikerjakan oleh para suster sendiri dengan tangan mereka. Untuk dapat sungguh-sungguh menghayati kehidupan dalam biara kontemplatif, justru kesehatan dan kekuatan fisik sangat diperlukan, selain tentu saja rohani dan iman yang kuat pula.
Baca juga:
Acara harian kami di Biara Rubiah Karmel “Flos Carmeli” di Batu, Jatim ini, cukup padat. Setiap jam sudah terisi dengan banyaknya aneka kegiatan dari waktu ke waktu, meskipun demikian, ada juga waktu bebas dan pribadi untuk kami.
Atas alasan-alasan tersebut, maka buku enangan dengan judul Hidup Tersembunyi bersama Kristus (2012) ini kami terbitkan dengan maksud yang cukupp jelas.
Dengan membaca dan melihat aneka foto dokumentasi yang ada di dalamnya, para pembaca dapat lebih mengenal dan mengetahui ‘Apa dan Siapa’ kami: para Suster Karmel Kontemplatif. Pembaca juga menjadi tahu sejarah bagaimana awal mula biara kami, perubahan-perubahan yang telah terjadi, penghayatan hidup doa dan kehidupan kami sehari-hari, darimana sumber kehidupan dan kekuatan hidup kami, bagaimana proses pembinaan.
Pembaca juga akan mengetahui apa saja hasil kreativitas kami. Juga, bilamana kami boleh meninggalkan klausura dan siapa saja yang boleh masuk klausura, serta bagaimana kisahnya hingga terjadi pengembangan biara ini ke Palangka Raya di Provinsi Kalimantan Tengah.
Harapan kami, semoga adanya buku kenangan ini dan kemudian membacanya, khalayak ramai bisa mendapatkan informasi jelas dari sumber pertama tentang keseharian hidup kami, yang memang benar-benar tersembunyi dari aneka keramaian dunia. Sekalipun bermaksud hidup dalam keheningan, namun kami juga sadar ketika sekarang lingkungan sudah semakin padat dan ramai, maka kami pun juga tidak mampu lagi menahan ‘rembesan’ suara-suara yang masuk terdengar hingga di balik tembok biara. Terutama bila di sekitar biara tengah berlangsung kegiatan-kegiatan wilayah terdekatnya; entah di Paroki Gembala Baik Batu, di camping gound, atau ketika warga sekitar yang lagi punya ‘gawe’.
Terima kasih kepada banyak pihak
Buku kenangan ini dapat terwujud karena uluran kasih dari banyak pihak.
Tuhan menyediakan begitu banyak pribadi yang dengan rela hati membantu kami menyusun buku ini. Ada banyak bantuan yang kami terima, yang tak mungkin kami sebutkan satu per satu.
Semoga Tuhanlah yang berkenan membalas semua perhatian, kebaikan, dan kasih Anda semua ini.
Selamat membaca dan sejenak ikut hidup tersembunyi bersama kami.
Semoga Tuhan dan Maria, Bunda dan Cahaya Karmel, senantiasa membimbing dan mendampingi hidup kita semua.
Sub Tutela Matris.
Baca juga:
- Biara Rubiah Karmelites “Flos Carmeli” Batu: Tak Bersentuhan dengan Dunia Luar (1)
- Biara Rubiah Karmelites “Flos Carmeli” di Batu: Keheningan itu Menakjubkan
- Di Kebun Biara Rubiah Flos Carmeli Batu: Ular pun Tahu ‘Bahasa Kasih’
- “Oh My God” di Biara Rubiah Karmelites Flos Carmeli Batu
Tim Penyusun