Bersikap dan Bertindak Tegas

0
49 views
Ilustrasi - Uncaring boss yang tidak peduli dengan bawahannya. (Ist)

Selasa, 23 April 2024

Kis 11:19-26
Maz 87:1-3,4-5,6-7
Yoh 10: 22-30

BERSIKAP tegas di lingkungan kerja maupun di lingkungan lain bukan pekerjaan yang mudah, meskipun pada dasarnya sikap seperti ini akan jauh lebih menguntungkan.

Saat seseorang terbiasa bersikap tegas di kantor, maka kebanyakan rekan kerja justru kerap merasa kurang nyaman dan menjauhkan diri dari orang tersebut. Namun sebaliknya, sikap yang tidak tegas juga sering dianggap sebagai kesempatan untuk memanfaatkan seseorang.

Sikap tegas sebagai sikap dimana seseorang telah berani dan mempercayai diri sendiri untuk menentukan serta mengungkapkan mana yang benar dan mana yang salah tentang apa yang akan ditetapkan, mampu mempertahankan pendirian, konsisten, berpendapat, bijaksana dan mampu menjadi pemimpin baik untuk diri sendiri maupun bagi orang lain.

Sikap tegas dimana seseorang mampu bertindak dan tidak samar-samar, jelas dan tahu apa yang akan dilakukan, mampu membedakan mana yang diinginkan dan mana yang akan ditolaknya.

“Berkata ‘tidak’ kadang dibutuhkan supaya orang tidak salah persepsi dan membebani diri sendiri,” kata seorang ibu. “Inilah yang terjadi dalam hidupku, aku dulu tidak tegas dengan cowok yang mendekatiku. Saat tidak suka dengan dia namun karena dia selalu baik dan rajin apel, hingga saya jatuh kasihan.

Saya menikah dengan dia, meski hati ini tidak sreg. Karena modal kasihan dan berharap cinta di hatiku tumbuh seiring berjalannya waktu. Namun pemikiran itu salah, karena rasa kasihan itu justru menjadi semacam tali yang mengikat di tiang gantungan. Setelah menikah dia tampak aslinya, dan rasa kasihan tidak berubah menjadi cinta tapi menjadi penyesalan,” ujar ibu itu.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, “Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: “Berapa lama lagi Engkabu membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami.”

Yesus menjawab mereka: “Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku,”

Menghadapi orang yang tidak mau membuka hati namun selalu menuntut pembuktian, Yesus dengan tegas memberikan jawaban. Yesus berkata keras dan tegas. Kata-kata yang tegas itu bukan berarti Yesus marah dan benci pada orang itu. Tetapi untuk mendidik dan membentuk pribadi orang itu.

Di sini Yesus juga ingin mengajari kita untuk jeli dan bijaksana dalam bersikap: kapan harus tegas, kapan harus lembut-sabar. Yesus juga mengajak kita untuk membuka hati dan percaya bahwa Dia adalah Mesias, Juru Selamat yang diutus Allah Bapa.

Tuhan Yesus kembali menegaskan bahwa dia adalah Mesias yang sesungguhnya, yaitu Mesias yang menyelamatkan manusia dari kematian kekal kepada hidup yang kekal. Sebab Messias berasal dari Allah Bapa, sedangkan Yesus dan Allah Bapa adalah satu. Yesuslah sang Putra, Mesias yang sejati.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku tegas dalam bersikap terhadap sesuatu yang prinsipiil?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here