Bersikap Rendah Hati dan Penuh Syukur

0
449 views
Ilustrasi (ist)

Selasa, 8 November 2016

Pekan Biasa XXXII

Tit 2:1-8.11-14; Mzm 37:3-4.18.23. 27.29; Luk 17:7-10

Yesus bersabda kepada para murid, “Apabila kalian telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kalian berkata, ‘Kami adalah hamba-hamba tak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan’.”

Yesus Kristis mengundang kita untuk berkata, “Kami adalah hamba-hamba tak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan.” Dengan sabda ini, Ia mengundang kita untuk bersikap rendah hati dan tahu rasa terima kasih pada Allah.

Sungguh, kita hanyalah makhluk yang miskin, kecil, dan tergantung pada Allah. Kita menerima semua yang ada dan yang kita perlukan dari Dia. Bahkan anugerah kasih dan kemurahan penebusan-Nya mengangkat kita pada level sebagai anak-anak-Nya. Maka, relasi mendasar dengan Allah haruslah sebagai anak-anak yang rendah hati dan penuh syukur pada Bapa yang penuh kasih kerahiman.

Dalam Adorasi Ekaristi Abadi kita bersembah sujud di hadirat Yesus Kristus yang berkenan membebaskan kita dari kesombongan yang memperbudak kita. Di sana kita mohon pada-Nya keutamaan-keutamaan pelayanan, rasa syukur dan ketaatan yang pada zaman ini mungkin tak populer, namun mencerminkan hati seorang anak Allah selamanya.

Tuhan Yesus Kristus Dikau telah menghayati semua keutamaan pelayanan, rasa syukur, ketaatan dan kerendahan hati. Bantulah kami bersikap rendah hati dan penuh syukur pada-Mu. Ajarilah kami bersikap rendah hati dan penuh syukur hingga selalu lebih memikirkan Dikau dari pada diri kami sendiri kini dan selamanya. Amin.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here