“There’s a hero
If you look inside your heart
You don’t have to be afraid
Of what you are.”
Sepenggal lagu masterpiece karya Mariah Carey ini rasanya cukup menggambarkan apa yang saya lihat di Kebun Raya Bogor hari itu. Tidak pernah saya bayangkan sebelumnya punya kesempatan playdate bersama adik-adik down syndrome.
Untuk kali pertama, saya cukup merasa linglung. Apresiasi untuk MC, karena membuat acara playdate ini menjadi sangat seru sampai akhirnya saya bisa memiliki teman baru.
Acara yang diprakasai oleh Yayasan Tandamata untuk Superhero (TUS) dan Gracheta (Pensi SMA Garuda Cendekia) 2024 rupanya bukan sekadar playdate biasa.
Apa itu awan mimpi?
Awan mimpi yang ditunggu-tunggu siap diberikan kepada pemiliknya. Tunggu dulu, sebelum lebih jauh, awan mimpi itu apa, sih?
Awan mimpi merupakan keinginan yang berusaha diwujudkan oleh TUS yang saat ini bermitra dengan Prospera Asset Management.
TUS dan Prospera percaya bahwa sekecil apa pun awan mimpi yang bisa diwujudkan, mampu memberikan kebahagiaan dan bisa menjadi inspirasi untuk banyak orang.
Hari itu, ada beberapa awan mimpi yang diberikan oleh Gracheta untuk adik-adik yang hadir. Awan mimpi ini ada yang berupa kacamata, stroller, dan masih banyak lagi.
Kemudian, acara dilanjutkan dengan games dan joget-joget asik. Melihat adik-adik bersukacita. rasanya hati saya pun ikut hangat.
Melihat adik-adik down syndrome secara langsung membuat saya menjadi berpikir ‘kok bisa ya mereka ceria banget?’ seakan mereka tidak peduli dengan kekurangan yang mereka punya. Atau memang seharusnya kita harus hidup seperti itu?
Sadar akan kekurangan tapi tidak tenggelam di dalamnya, melainkan berani untuk menunjukkan kelebihan dan apa adanya diri ini. Selama ini, kita terlalu berambisi untuk terlihat sempurna, padahal kekurangan yang kita punya lah yang menjadikan kita manusia.
Hidup itu merupakan pembelajaran seumur hidup. Kita bisa belajar dari siapa saja dan di mana saja. Seperti dalam kegiatan ini, kita belajar dari adik-adik down syndrome.
- Bagaimana mereka bisa menjadi superhero untuk diri mereka sendiri.
- Tidak perlu takut dan tidak perlu ‘denial’ akan kelemahan yang kita punya.
- Cukup terima dan jadikan bahan bakar kita untuk berkarya dengan kelebihan yang kita punya.