Bersyukur adalah Ungkapan Iman

0
926 views
Ilustrasi: Bersyukur. (Ist)


2 Raj 5:14-17; 2 Tim 2:8-13; Luk 17:11-19

Bacaan pertama menceritakan kisah Naaman, panglima Raja Aram disembuhkan dari penyakit kusta dan datang bersyukur.

Dia menjadi tahir, tidak hanya dari sakit kusta, melainkan juga “tahir” dalam iman.

Dia percaya kepada Allah: “Sekarang aku tahu bahwadi seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel.”

Lebih tegas Naaman berkata: “.. hambamu ini tidak lagi akan mempersembahkan kurban bakaran atau kurban sembelihan kepada Allah lain, kecuali kepada Tuhan.”

Kesembuhan dari sakitnya membuat dia semakin percaya kepada Tuhan, dan diwujudnyatakan dalam ucapan syukur.

Injil menceritakan orang Samaria, orang asing yang datang bersyukur setelah dia tahu bahwa dia telah tahir. Dia percaya bahwa Allah mentahirkan dia melalui Yesus, maka dia datang bersyukur kepada Allah di depan Yesus.

Seperti Naaman, orang asing ini juga ditahirkan, tidak hanya dari penyakit fisiknya dan hidup sosial, tapi juga hidupnya diubah menjadi suatu ungkapan pujian dan syukur kepada Allah dan Yesus Kristus yang diimani dan diyakini sebagai sumber kehidupannya yang baru.

Bersyukur kepada Tuhan adalah sebuah ungkapan iman.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita tahu bersyukur kepada Tuhan dan berterima kasih kepada sesama, ketika kita mengalami kebaikan, kesembuhan dan kesuksesan dalam hidup?

Naaman dan seorang Samaria kiranya memberikan contoh, bagaimana sebuah sikap iman yang sungguh terungkap melalui ucapan syukur.

Doaku: Ya Tuhan Yesus, tahirkanlah saya dari segala sakit fisik dan terutama sakit imanku dan mampukan saya juga untuk tahu bersyukur atas segala anugerah yang kuterima dari kelimpahan kasih-Mu. Amen

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here